الْتَّأْنِيْثُ
عَلاَمَةُ الْتَّأْنِيْثِ تَاءٌ أَوْ
أَلِفْ # وَفِي أَسَام قَدَّرُوا الْتَّا كَالْكَتِفْ
وَيُعْرَفُ الْتَّقْدِيْرُ
بِالْضَّمِيْرِ # وَنَحْوِهِ كَالْرَّدِّ فِي الصَّغِيْرِ
Tanda muannas ( didalam isim mutamakkin
/ mu’rob) itu ada dua yaitu ta’ dan alif. Dan didalam beberapa isim ta’nya
dikira-kirakan (muqoddar) seperti lafadz
كَتِفٌ (pundak )
Dan pentaqdiran adanya ta’ ta’nis itu
bisa diketahui dengan ruju’ pada dlomir (yang muanas) atau sesamanya seperti
dikembalikan ta’ ketika lafadznya ditashqhir.
Tanda Muannas
Tanda muannas dalam kalimah isim (yang
mutamakki / mu’rob) itu ada dua yaitu:
- Ta’
Ta’ terbagi 2 yaitu:
1. Ta’
yang berharakat, dan khusus masuk pada kalimah isim, seperti : قَائِمَةٌ
2. Ta’
yang mati, dan khusus masuk pada kalimah fi’il, seperti : قَامَتْ
Catatan:
Ø Ta’
didalam menunjukkan muannas itu lebih banyak terlaku dan lebih jelas dilalahnya
disbanding alif, karena muannas dengan ta’ itu sudah tidak ada keserupaan
dengan yang lain, berbeda dengan muannas dengan alif masih ada keserupaan
dengan lainnya, seperti serupa dengan alif ilhaq atau alif taksir.
Ø Alamat
ta’nis diucapkan ta’, bukan ha’, karena supaya bisa mencakup ta’ ta’nis
as-sakinah, dan menurut ulama’ Bashroh bahwa ta’ adalah yang asal, sedang ha’
adalah pergantian dari ta’ ketika waqof.
Ø Untuk
mudzakkar tidak diberi tanda karena merupakan asal.
Ø Tanda
ta’nis dalam isim itu hanya dalam isim yang mutamakkin / mu’rob, hal ini untuk
mengecualikan isim yang mabni, karena muannasnya tidak menggunakan dua tanda
diatas, tetapi menggunakan lainnya. Seperti kasroh dalam lafad اَنْتِ dan nun dalam lafadz هَنُ
- Alif
Alif juga terbagi
dua, yaitu
1.
Alif maqsuroh
Yaitu alif layyinah
yang ditambahkan pada bentuk kalimah isim dengan tujuan menunjukkan muannas.
Seperti: حُبْلَى Wanita hamil
حُسْنَى wanita tercantik
2.
Alif mamdudah
Yaitu alif layyinah
yang ditambahkan pada bentuk kalimah isim dengan tujuan untuk memuannas, yang
sebelumnya alif tersebut ditambahkan alif, lalu alif tersebut diganti hamzah.
Seperti: صَغْرَاءُ wanita yang kuning
سَوْدَاءُ wanita yang hitam
Pembagian Isim Muannas
Isim muannas dibagi dua, yaitu:
- Muannas lafdzi
Yaitu isim yang
menunjukkan muannas dengan disertai salah satu dari dua tanda muannas diatas
(ta’ atau alif)
- Muannas Maknawi
Yaitu isim yang
menunjukkan muannas dengan tanpa disertai tanda muannas dalam segi lafadznya,
isim-isim yang seperti ini mengkira-kirakan wujudnya ta’ ta’nis, yang ta’
tersebut bisa diketahui melalui hal-hal sebagai berikut:
a.
Dhomir yang kembali (rujuk) padanya
berupa dhomir muannas, seperti:
الكَتِفُ نَهَشْتُهَا – aku telah menyantap
daging pundak
العَيْنُ كَحَلْتُهَا – mata itu telah
kucelakai
-
Dan seperti firman Allah swt:
النَّارُ وَعَدَهَا الله الذيْن كفروا neraka itu disediakan
oleh Allah swt bagi orang-orang yang kufur.
b.
Ketika ditasghir ta’nya dikembalikan
Seperti : lafadz
يَدٌ tasghirnya menjadi يُدَيّةٌ
عَيْنٌ tasghirnya menjadi عُنَيْنَةٌ
c.
Isim isyarohnya berupa muannas
Seperti firman Allah
swt :
هَذه جَهَنَّمُ التِّى كُنْتُمْ
تُكَذِّبُوْنَ
d.
Sifatnya berupa muannas
اَكَلْتُ كَتِفًا مَشْويَّةً saya memakan daging
pundak yang digoreng
e.
Khobarnya berupa lafadz muannas
يَدُكَ طَوِيْلَة tanganmu panjang
f.
Halnya berupa lafadz muannas
رَاَيْتُ يَدَكَ ضَارِيةً saya melihat tanganmu
memukul
g.
Fiil yang disandarkan padanya terdapat
alamat ta’nis
Contoh : كُحِلَتْ العَيْنُ mata itu telah dicelakai
h.
Isim adatnya menggunakan isim adad yang
untuk ma’dud muannas.
Contoh : وَهِىَ ثَلاَثٌ اَذْرُعٍ
Catatan :
Ø Anggota
badan yang berpasangan (muzdawajah) itu yang paling banyak dihukumi muannas,
seperti :
1. عَيْنٌ mata 4. يَدٌ tangan
2. رِجْلٌ kaki 5. ا ُدْنٌ telinga
3.
اُصْبُعٌ jari-jari 6.
سِنٌّ gigi
Dan ada juga anggota
badan yang berpasangan yang dihukumi mudzakkar, seperti:
1.
حَاجِبٌ alis 4. لَحْىٌ dagu
2. صُدْعٌ pelipis 5.مِرْفَقٌ siku
3. خَذٌّ pipi 6. كَوْعٌ
persendian
Dan ada juga yang
berlakuan mudzakkar dan muannas,
seperti : اِبْطٌ ketiak, عَضُدٌ lengan
Ø Isism-isim
yang tidak bisa dibedakan antara mudzakkar dan muannas ( karena lafadznya bisa
untuk mudzakkar dan muannas ) itu cara membedakannya adalah:
a.
Yang bersamaan dengan ta’ dihukumi
muannas
Seperti : نَمْلَةٌ semut, قَمْلَةٌ
kutu
b.
Yang tidak bersamaan dengan ta’
dihukumi mudzakkar, Seperti :
1.
بُرْعُوْث nyamuk 4.
لِسَانٌ
lidah
2.
اِبْطٌ ketiak 5. قَفَا tengkuk
3.
عُنُقٌ leher
Ø
Lafadz yang muannas maknawi itu
hukumnya samai (mendengar yang terlaku dikalangan Arab)
وَلاَ تَلِي فَارِقَةً فَعُوْلاَ #
أَصْلاً وَلاَ الْمِفْعَالَ وَالْمِفْعِيْلاَ
Ta’ fariqoh (ta’ yang membedakan antara
mudzakkar dan muannas) itu tidak masuk pada isim yang mengikuti wazan sebagai
berikut :
1) فُعُوْلٌ (yang bermakna فَاعِلٌ) 3. مِفْعِيْلٌ
2) مِفْعالٌ 4.
مِفْعَلٌ
Wazan-wazan tersebut diatas apabila
bersamaan ta’ itu hukumnya syadz
Contoh:
a. wazan
فَعُوْلٌ
هَذَا
رَجُلٌ شَكُوْرٌ ini laki-laki yang
bersyukur
هَذِهِ
اِمْرَاةٌ صَبُوْرٌ ini wanita penyabar
Catatan
:
a.
Wazan فَعُوْلٌ apabila bermakna مَفْعُوْلٌ , maka bisa bersamaan ta’ dan hukumnya syadz
Seperti:
-
رَكُوْبَةٌ bermakna مَرْكُوْبَةٌ (yang dinaiki)
-
اَكُوْلَةٌ bermakna مَأكُوْلَةٌ (makanan)
-
حَلُوْبَةٌ bermakna مَحْلُوْبَةٌ (yang diperah susunya)
b. Wazan مِفْعَالٌ
هَذَا رَجُلٌ مِهْذَارُ ini laki-laki yang
banyak mengigau
هَذَا اِمْرَاَةٌ مِهْذَارُ ini wanita yang
banyak mengigau
c. Wazan مِفْعِيْلٌ
هَذَا رَجُلٌ مِعْطِيْرٌ ini laki-laki yang
memakai parfum
هَذِهِ اِمرَاةٌ مِعْطِيْرٌ ini wanita yang
memakai parfum
d.
Wazan
هَذَا رَجُلٌ مِغْشَمٌ ini laki-laki
pemberani
هَذِهِ امْرَأَةٌ مِغْشَمٌ ini wanita pemberani
Catatan :
a.
Empat wazan diatas apabila bersamaan
dengan ta’ maka hukumnya syadz,
Seperti: هَذِهِ اِمْرَاةٌ عَدُوَّةٌ
مِيْقَانَةٌ مِسْكِنَةٌ
Ini adalah wanita
yang banyak bermusuhan, yang berkeyankinan kuat dan yang miskin
وَمِنْ
فَعِيْلٍ كَقَتِيْلٍ إِنْ تَبِعْ # مَوْصُوْفَهُ غَالِبَاً الْتَّا تَمْتَنِعْ
Isim sifat yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ yang bermakna مَفْعُوْلٌ apabila maushuf
(muannas) nya disebutkan bersamanya, maka yang paling banyak terlaku tidak
bersamaan ta’ fariqoh
Wazan فَعِيْلٌ
Lafadz yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ itu ada 2 macam,
yaitu :
a. فَعِيْلٌ
yang bermakna مَفْعُوْلٌ
Apabila bermakna مَفْعُوْلٌ dan maushufnya
disebutkan bersamanya maka yang ghoib (yang banyak terlaku) tidak bersamaan ta’
fariqoh
Contoh :
رَجُلٌ قَتِيْلٌ جَرِيْحٌ laki-laki yang
dibunuh dan dilukai
اِمْرَاَةٌ قَتِيْلٌ جَرِيْحٌ wanita yang dibunuh
dan yang dilukai
(dua
lafadz ini bermakna مَقْتُوْلٌ مَجْرُوْحٌ )
Catatan :
Ø Dan
kadang juga bersamaan ta’, hal ini hukumnya sedikit (tidak ghoib) namun tidak
sampai dihukumi syadz seperti 4 wazan diatas.
Contoh : فَلاَبُدَّ
ان تَتَحَلَّى بِاْلأَخْلاَقِ الحَمِيْدَةِ وَتَتَخَلَّى بِالاحْلاَقِ الدَمِيْمَة
Kamu harus menghiasi
diri dengan Akhlaq yang terpuji,
Dan meninggalkan akhlaq yang
tercela.
Ø Apabila
wazan
فَعِيْلٌ
yang bermakna مَفْعُوْلٌ itu tidak bersamaan maushufnya, maka ditemukan dengan ta’
fariqoh untuk menghindari keserupaan dengan lafadz lain.
Contoh: رَاَيْتُ قَتِيْلاً وقَتِيْلَةً
Saya melihat lelaki
yang terbunuh dan wanita yang terbunuh
b. Wazan فَعِيْلٌ yang bermakna فَاعِلٌ
Apabila bersamaan
maushufnya, maka yang ghoib bersamaan ta’ untuk membedakan antara mudzakkar dan
muannas.
Contoh : رَجُلٌ كَرِيْمٌ lelaki yang dermawan
atau yang mulia
إِمْرَأَةً
كَرِيْمَةٌ wanita yang dermawan
atau yang mualia
Dan hukumnya qolil
(sedikit) apabila ta’nya dibuang
Contoh :
مَنْ
يُحْيِى الْعَظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ
Siapakah
yang bisa menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh ?
(yasin
78)
إِنَّ
رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ المُحْسِنِيْنَ
Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik
(Al-A’rof:
56)
Macam-macam Ta’
1.
Ta’ fariqoh
Yaitu ta’ yang
ditambahkan pada kalimah isim untuk membedakan antara mudzakkar dan muannasnya,
yang tidak bersamaan ta’ itu mudzakkar, yang bersamaan ta’ itu muannast.
Ta’ fariqoh ini
banyak berada pada isim sifat
Seperti :
a. Isim
fail, seperti :
صَائِمٌ صَائِمَةٌ
b. Isim
maf’ul, seperti
: مَحْمُوْدٌ مَحْمُوْدَةٌ
c. Isim
sifat musyabbihat
: حَسَنٌ حَسَنَةٌ
d. Sighot
mubalaghoh :
كَذَّابٌ كَذَّابَةٌ
e. Isim
manshub (yang dinisbatkan) : عَرَبِىٌّ
عَرَبِيَّة
Dan sedikit sekali
ta’ fariqoh yang masuk pada isim jamid
Seperti : فَتَى فَتَاةٌ
2. Ta’ Mubalaghoh
Yaitu ya’ yang didatangkan untuk menunjukkan arti
mubalaghoh (arti lebih / sangat / banyak)
Contoh : رَاوِيَةٌ Orang yang
banyak meriwayatkan
3.
Ta’ Litakkidil mubalaghoh
Yaitu
ta’ yang didatangkan untuk menguatkan arti mubalaghoh.
Contoh : عَلّامَةٌ Orang yang sangat pandai
نَسَّابِةٌ Orang yang sangat bernashob
جَبَّارَةٌ Orang yang sangat berbuat aniyaya
4.
Ta’ yang
ditambahkan untuk membedakan satuannya dari jenisnya dalam hal ciptaan Alloh (mahluqot)
Yang bersamaan ta’
berarti menunjukkan arti satu atau sebuah dari jenisnya
Contoh : تَمْرٌ kurma تَمْرَةٌ satu biji kurma
نَخْلٌ anggur نَخْلَةٌ satu anggur
شَجَرٌ pohon شَجَرَةٌ sebatang
pohon
وَرَقٌ daun وَرَقَةٌ sehelai daun
5.
Ta’ yang ditambahkan untuk membedakan satuannya dari
jenisnya dalam hal buatan manusia (mashnu’at)
Yang bersamaan ta’
berarti menunjukkan satu / sebuah
Contoh : سَفِيْنٌ perahu سَفِيْنَةٌ sebuah perahu
قَلَنْسُوٌ kopyah قَلَنْسُوَةٌ sebuah kopyah
لَبِنٌ batu
bata لَبِنَةٌ satu batu bata
6.
Ta’ yang digunakan untuk membedakan jenis adari satuannya
Yakni
yang bersamaan ta’ berarti jenis, yang tidak bersamaan ta’ berarti menunjukkan
satu / sebuah.
Contoh
: حَبْأَةٌ ... حَبْأٌ
كَمْأَةٌ كَمْأٌ
7.
Ta’ muaqobah
Yaitu ta’ yang ditambahkan sebagai ganti dari ya’ sighot
muntahal jumu’ yang ikut wazan مَفَاعِيْلُ
dan sesamanya.
Seperti :
-
أَسَاتِيْذُ
أَسَاتِذَةُ Para guru
-
تَلَامِيْذٌ
تَلَامِيْذَةُ Para siswa
حَجَاجِيْحُ
حَجَاجِحَةُ Para gusti / tuan
8.
Ta’ yang didatangkan untuk menunjukkan
nisbat ( sebagai ganti ya’ nisbat)
Seperti :
-
اَشْعَرِيٌ اَشَاعِرَةُ golongan bangsa imam
Asy’ari
-
مَهْلَبِى مَهَالِبَةُ golongan imam Malhab
bin Abi Shufroh
-
اَشْعَنِى اَشَاعِنَة golongan imam
Muhammad bin Abdurrohman bin Asyasy
-
اَزْرَقِى اَزَارِقَةُ golongan Imam Nafi’
Al-Azroq
9. Ta’
yang ditambahkan untuk menunjukkan bahasa arabkannya isim ajam,
seperti :
-
كَيْلَجَةُ كَيَالِجَةٌ nama jenis takaran
-
مَوْزَجٌ مَوَازِجَةٌ huf (sejenis sepatu )
10.
Ta’ yang datang sekedar memperbanyak
huruf beberapa kalimah dari sebelumnya.
Seperti : سِقَايَةٌ , غُرْفَةٌ , بَلْدَةٌ
11. Ta’wid
Ta’ yang didatangkan
sebagai ganti dari fa’ fiil, ain fiil atau lam fiil.
Contoh :
·
Sebagai ganti fa’ fiil.
عِدَةٌ asalnya وَعْدٌ
·
Sebagai ganti ain fiil
اِقَامَةٌ asalnya اِقْوَامٌ
·
Sebagai ganti lam fiil
سَنَةٌ asalnya سَنَوٌ
12. Ta’
lazimah
Yaitu ta’ yang
menetap (tidak bisa dipisahkan) pada suatu kalimah isim. Dalam hal ini ada tiga
macam yaitu :
1). Yang berada pada
kalimah isim yang digunakan untuk mudzakkar dan muannas.
Seperti : رَبْعَةٌ laki-laki / wanita
yang sedang tinggi badannya
2). Berada pada isim
yang khusus digunakan mudzakkar
Seperti : رَجُلٌ بُهْمَةٌ seorang laki-laki
pemberani
3). Berada pada isim
yang khusus dipergunakan untuk muannasnya untuk mentaukidi kemuannasnya.
Seperti :
-
نَاقَةٌ unta perempuan
-
نَجْعَةٌ kambing perempuan
-
خُؤُلَةٌ bibi dari ibu
-
عُمُوْمَةٌ bibi dari ayah
13. Ta’
ta’nis As-Sakinah
Yaitu ta’ yang mati
yang masuk pada fi’il madly yang menunjukkan bahwa fail yang disandarkan
padanya adalah muannas.
Seperti : قَالَتْ اِمْرَاةٌ
14. Ta’
mudhoro’ah
Yaitu ta’ yang berada
pada permulaan fiil mudhori’ untuk menunjukkan arti ghoibah dan khitob.
وَأَلِفُ
الْتَّأْنِيْثِ ذَاتُ قَصْرِ# وَذَاتُ
مَدَ نَحْوُ أنْثَى الْغُرِّ
Alif ta’nis itu ada
dua, yaitu : 1) alif ta’nis maqshuroh, seperti lafadz حُبْلَى , 2)
ta’nis mamdudah, seperti muannasnya lafadz غُرَّ , yaitu lafadz غَرَّاءُ (wanita yang berseri)
وَالاشْتِهَارُ
فِي مَبَانِي الأوْلَى # يُبْدِيْهِ
وَزْنُ أرَبَى وَالْطُّولَى
وَمَرَطَى
وَوَزْنُ فَعْلَى جَمْعًا# أَوْ
مَصْدَرَاً أَوْ صِفَةً كَشَبْعَى
وَكَحُبَارَى
سُمَّهَى سِبَطْرَى # ذِكْرَى وَحِثِّيثَى مَعَ الْكُفُرَّى
كَذَاكَ
خُلَّيْطَى مَعَ الْشُّقَّارَى # وَاعْزُ لِغَيْرِ هذِهِ اسْتِنْدَاراَ
Wazan-wazan bagian yang pertama (yang
akhirnya berupa alif ta’nis maqshuroh) yang masyhur ada 12, yaitu
1)
Wazan فُعَلَى
Seperti : اُرْبَى bencana, malapetaka
اُدَمَى nama tepat
شُعُبَى nama tempat
Catatan :
·
Imam ibnu Qutaibah berpendapat, lafadz yang ikut wazan diatas hanya tiga
lafadz diatas tidak ada yang lain. Dan sebagian ulama’ menambahkan 3 lafadz
yaitu :
اَرَنَى nama biji yang
dibungkus keju
جُنَفَى nama tempat
جُعَبَى semut besar
·
Dalam kitab tashil disebutkan, wazan فُعَلَى itu musytarok (bisa digunakan) untuk lafadz
yang akhirnya berupa alif maqshuroh atau alif mamdudah, dan hal ini merupakan
pendapat yang benar (As-Showab)
Contoh yang dalam alif mamdudah:
Yang berupa isim
(bukan sifat)
جُشَشَاءُ nama tulang yang ada
dibelakang telinga
اِمْرَأَةٌ نُفَسَاءُ wanita yang nifas
2). Wazan فُعْلَى
Seperti :
a.
Yang berupa isim (bukan sifat)
Seperti : بُهْمَى nama tumbuhan
b.
Yang berupa sifat
Seperti : حُبْلَى wanita hamil
طُوْلَى wanita yang tinggi
c.
Yang berupa masdar
Seperti: رُجْعَى kembali
بُشْرَى gembira
3). Wazan فَعَلَى
d.
Yang berupa isim jamid
seperti : بَرَدَى nama sungai yang ada
di Damaskus
e.
yang berupa isim sifat
seperti : حَيَدَى yang menyimpang dari tempat berteduhnya
f.
yang berupa masdar
seperti :
مَرَطَى berjalan cepat
4). Wazan فَعْلَى
Seperti :
g. Jama’, جَرْحَى orang-orang yang luka
h. Masdar, نَجْوَى bisikan, rahasia
i. Sifat, شَبْعَى yang kenyang
5. Wazan فُعَالَى
a. Isim
Jamid
Seperti : سُمانَى burung puyuh
حُبَارَى nama jenis burung
b. Jama’ سُكَارَى Para pemabuk
6. Wazan فُعَّلَى
Seperti : سُمَّهَى Perkara yang bathil
7. Wazan فِعَلَّى
Seperti : سِبَطْرَى Berjalan
dengan sombong
دِفَقَّى Berjalan cepat
8. Wazan فِعْلَى
j. yang berupa masdar, ذِكْرَى Peringatan, kenang-kenangan
k. jama’ ظِرْبَى Musang
حِبْلَى Kamar pengantin (kelambu)
(Mufrodnya
ظِرْبَانُ dan حَجَلَةٌ )
9. Wazan فِعِّيْلَ
Yang ikut wazan ini hanya dari masdar saja.
Seperti :
حِثِّيْثَى Dorongan, anjuran (masdarnya
حَثّ)
10. Wazan فُعَلَّى
Seperti : كُفَرَّى Nama
mangkuk tempat bunga kurma
بّدَرَّى Pemborosan
11. Wazan فُعَّيْلَى
Seperti : خُلّيْطَى Campur
لُغَّيْزَى Teka-teki
12. Wazan فُعَّالَى
Seperti : خُبَّازَى Nama
tumbuhan
شُقّارى Nama
tumbuhan
حُضَارَى Nama burung
Adapun lafadz yang
ada alif maqshuroh yang tidak mengikuti 12 wazan diatas itu hukumnya
langka/sedikit (nadir), seperti yang mengikuti wazan di bawah ini.
1.
Wazan فَعْيَلَى
Seperti : خَيْسَرَى Kerugian
2.
Wazan فَعْلَوَى
Seperti : هَوْنَوَى Nama
tumbuhan
3.
Wazan فَعْوَلَى
Seperti : قَعْوَلَى Macam-macam dari gaya jalan orang tua
4.
Wazan فَيْعُوْلَى
Seperti : فَيْضُوْضَى Serah terima
5.
Wazan فَوْعُوْلَى
Seperti : فَوْضُوْضَى Serah
terima
6.
Wazan فُعَلَايَا
Seperti : بُوَحَايَا Untuk
kekaguman
7.
Wazan أَفْعِلَاوَى
Seperti : أَرْبِعَاوَى Macam
gaya jalan kelinci
8.
Wazan فَعَلُوْتَى
Seperti : رَهَبُوْتَى Takut,
wibawa
رَغَبُوْتَى Senang,
simpati
9.
Wazan فَعْلَلُوْلَى
Seperti : حَنْدَقُوْقُى Nama
tumbuhan
10. Wazan فَعَيَّلَى
Seperti : هَبَيَّخَى Berjalan
dengan sombong
11. Wazan يَفْعَلَى
Seperti : يَهْيَرَى Kebatilan
12. Wazan اِفْعَلَّى
Seperti : اِيْجَلَّى Nama tempat
13. Wazan مَفْعِلّى
Seperti : مَكْوِرّى Kelinci
besar
14. Wazan مُفْعِلَّى
Seperti : مُكْوِرَّى Tinja
yang besar (telitong)
15. Wazan مِفْعِلّى
Seperti : مِرْقِدَّى Orang yang cekatan
16. Wazan فَوْعَلَى
Seperti : دَرْدَرَى Orang yang besar
لِمَدِّهَا فَعْلاَءُ
أَفْعِلاَءُ # مُثَلَّثَ الْعَيْنِ وَفَعْلَلاَءُ
ثُمَّ فِعَالاَ فُعْلُلاَ فَاعُوْلاَ # وَفَاعِلاَءُ فِعْلِيَا مَفْعُوْلاَ
وَمُطْلَقَ الْعَيْنِ فِعَالاَ وَكَذَا # مُطْلَقَ فَاءٍ فَعَلاَء أخِذَا
Wazan-wazan isim yang akhirnya berupa alif ta’nis mamdudah yang masyhur itu ada 17, yaitu :
ثُمَّ فِعَالاَ فُعْلُلاَ فَاعُوْلاَ # وَفَاعِلاَءُ فِعْلِيَا مَفْعُوْلاَ
وَمُطْلَقَ الْعَيْنِ فِعَالاَ وَكَذَا # مُطْلَقَ فَاءٍ فَعَلاَء أخِذَا
Wazan-wazan isim yang akhirnya berupa alif ta’nis mamdudah yang masyhur itu ada 17, yaitu :
1)
wazan فَعْلاَءُ
a. isim jamid صَحْرَاءُ sahara, gurun, padang pasir
b. masdar رَغْبَاءُ keinginan
c. jama’ طَرْفَاءُ pohon
d. isim sifat حَمْرَاءُ yang merah
(muannasnya
اَحْمَرُ
)
هَطْلاَءُ yang deras
(muannasnya
هَطِلٌ
)
2)
Wazan اَفْعِلاَءُ
(Ain fiilnya dibaca
tiga wajah, dikasroh, fathah, dhommah)
Seperti : اَرْبِعَاءُ hari rabu
3)
Wazan اَفْعَلاَءُ
Seperti :
اَرْبَعَاءُ hari rabu
4)
Wazan اَفْعُلاَءُ
Seperti : اَرْبُعَاءُ hari rabu
5)
Wazan فَعْلَلاَءُ
Seperti : عَقْرَبَاءُ nama tempat,
kalajengking betina
6)
Wazan فِعَالاَءُ
Wazan : قِصَصَاءُ qishos, hukuman mati
7)
Wazan فُعْلُلاَءُ
Seperti : قُرْفُصَاءُ cara duduk seperti anjing (lungguh ason
ason jawa)
8)
Wazan فَاعُوْلاَءُ
Seperti : عَاشُوْرَاءُ tanggal 10 muharrom
9)
Wazan
فَاعِلاَءُ
Seperti : قَصِعَاءُ nama liang, liang hewan marmut
10) Wazan فِعْلِيَاءُ
Seperti : كِبْرِيَاءُ sombong, keagungan
11) Wazanمَفْعُوْلاَءُ
Seperti : مَشْيُوْخَاءُ kumpulan orang-orang
lanjut usia
12) Wazanفِعَالاَءُ
(Ain fiilnya di baca
tiga wajah fathah, kasroh dan dhommah)
Seperti : بَرَسَاءُ manusia
13) Wazanفَعِيْلاَءُ
Seperti : بَرِيْسَاءُ manusia
14) Wazanفَعُوْلاَءُ
Seperti : دَبُوْقَاءُ kotoran,
jarring rambut yang dikepang
حَرُوَرَاءُ nama tempat
15) Wazanفُعَلاَءُ
Seperti :نُفَسَاءُ wanita yang nifas
16) Wazanفَعَلاَءُ
Seperti : جَنَفَاءُ nama tempat
17) Wazanفِعَلاَءُ
Seperti : سِيَرَاءُ kain bergaris yang
terbuat dari sutra, nama jubbah yang bergaris kuning
الْمَقْصُوْرُ
وَالْمَمْدُوْدُ
إِذَا
اسْمٌ اسْتَوْجَبَ مِنْ قَبْلِ الْطَّرَف
# فَتْحَاً وَكَانَ ذَا
نَظِيْرٍ كَالأَسَفْ
فَلِنَظِيْرِهِ الْمُعَلِّ الآخِرِ # ثُبُوْتُ قَصْرٍ بِقِيَاسٍ ظَاهِرِ
كَفِعَلٍ وَفُعَلٍ فِي جَمْع مَا # كَفِعْلَةٍ وَفُعْلَةٍ نَحْوُ الْدُّمَى
فَلِنَظِيْرِهِ الْمُعَلِّ الآخِرِ # ثُبُوْتُ قَصْرٍ بِقِيَاسٍ ظَاهِرِ
كَفِعَلٍ وَفُعَلٍ فِي جَمْع مَا # كَفِعْلَةٍ وَفُعْلَةٍ نَحْوُ الْدُّمَى
Apabila
ada isim (yang shohih) yang huruf sebelum akhir dibaca fathah dan isim tersebut
memiliki kesamaan (bentuk dengan isim yang akhirnya berupa huruf ilat)
Maka
isim yang menyamai yang akhirnya berupa huruf ilat dinamakan isim maqshur
qiyasi.
Seperti wazan
فِعَلٌ yang menjadi
jama’nya (mufrod) فِعْلَةٌ
, dan wazan
فُعَلٌ yang menjadi
jama’nya (mufrod) فُعْلَةٌ
, seperti دُمَى
, (boneka yang
terbuat dari gading gajah).
وَهُوَ الَّذِى حَرْفُ اِعْرَابِهِ أَلِفٌ لاَزِمَةٌ
Yaitu kalimah isim yang huruf I’robnya
itu berupa alif layyinah yang lazimah (selalu menetap ).
Isim maqshur itu dibagi dua, yaitu :
1)
isim maqshur qiyasi
yang merupakan
pekerjaan ahli nahwu
2)
isim maqsur sima’i
yang merupakan
pekerjaan ahli bahasa
ISIM MAQSHUR QIYASI
Yaitu setiap isim maqshur yang terdapat
kesamaan wazan dengan wazannya isim yang shohih akhir hurufnya.
Adapun wazan-wazan isim maqshur qiyasi
sebagai berikut :
a. wazan فَعِلَ
Seperti masdarnya
fiil tsulasi mujarrod yang lazim yang mu’tal akhir yang ikut wazan فَعِلَ contoh : هَوِىَ هَوًى , جَوِىَ جَوًى
Yang menyamai isim
yang shohih akhir
اَسِفَ
اَسَفًا
b. Wazan فُعَلٌ
Yang menjadi jama’nya
mufrod
فُعْلَةٌ
Seperti : مُدْيَةٌ مُدًى beberapa pisau
Yang menyamai isim
shohih
غُرْفَةٌ
غُرَفٌ
c. Wazan فِعَلٌ
Yang menjadi jama’nya
mufrod
فِعْلَةٌ
Seperti : مِرْيَةٌ مِرًى
Yang menyamai isim
shohih
قِرْبَةٌ
قَرَبٌ
- Setiap isim
maf’ul dari fiil ghoiru tsulasi
Seperti : مُقْتَنَى , مُعْطًى
Yang menyamai isim
shohih
مُحْتَرَمٌ
, مُكْرَمٌ
e. Wazan اَفْعَلُ
Baik yang merupakan
isim tafdlil atau bukan
Seperti : اَقْصَى lebih jauh
اَعْمَى buta (isim sifat)
Yang menyamai اَعْمَشُ , اَبْعَدُ
f. Wazan فُعْلَى (muannasnya اَفْعَلُ )
Seperti : دُنْيَا , حُسْنَى , قُصْوَى
Muannasnya dari اَدْنَى , اَحْسَنُ , اَقْصَى
- Jama’nya isim
tafdlil muannas
Seperti : دُنْيَا دُنَى , قُصْوَى قُصَى
Yang menyamai اُخْرَى اُخَرُ , كُبْرَى كُبَرُ
h. Wazan مِفْعَلٌ
Yang merupakan isim
alat dari fiil tsulasi mujarrod
Seperti : مِهْدَى , مِرْمَى
Yang menyamai مِقْزَلٌ , مِحْصَفٌ
i. Wazan مَفْعَلٌ
Yang merupakan isim
zaman makan, masdar
Seperti : مَسَعَى , مَلْهَى
Yang merupakan isim
zaman makan, masdar
Seperti : مَسَعَى , مَلْهَى
Yang menyamai مَسْرَحٌ , مَدْهَبٌ
وَمَا اسْتَحَقَّ قَبْلَ آخِرٍ
أَلِفْ # فَالْمَدُّ فِي نَظِيْرِهِ حَتْمَاً عُرِفْ
كَمَصْدَرِ الْفِعْلِ الَّذِي قَدْ بُدِئَا # بِهَمْزِ وَصْلٍ كَارْعَوَىَ وَكَارْتَأَى
كَمَصْدَرِ الْفِعْلِ الَّذِي قَدْ بُدِئَا # بِهَمْزِ وَصْلٍ كَارْعَوَىَ وَكَارْتَأَى
Isim (yang shahih akhir) yang huruf sebelum akhir berupa
alif, dan memiliki kesamaan dengan isim yang mu’tal akhir, maka isim mu’tal
akhir yang menyamai itu dinamakan isim mamdud qiyasi.
Seperti masdarnya
fiil yang dimulai dengan hamzah washol.
Seperti :
اِتَتَأَى اِرْتِيَاء , اِرْعَوَى اِرْعِوَاءً
Isim mahmud
هُوَ الذَّى حَرْفُ اِعْرَابِهِ
هَمْزَةٌ قَبْلَهَا أَلِفٌ زَائِدَةٌ
Yaitu kalimah isim
yang huruf yang ditempati I’rob berupa hamzah yang sebelumnya berupa alif
zaidah
a.
Isim Mamdud Qiyasi
Yang
merupakan pekerjaan ahli nahwu
b.
Isim mamdud sima’I
Yang merupakan ahli bahasa
1)
Isim mamdud Qiyasi
Yaitu
setiap isim mamdud yang terdapat kesamaan wazannya dengan wazan isim shohih
akhir yang huruf sebelum akhirnya berupa alif ziyadah.
Adapun
wazan-wazan isim mamdud qiyasi sebagai berikut :
a.
Masdarnya fiil yang dimulai hamzah
washol
Seperti
:
-
اِرْعَوَى اِرْعِوَاءً yang menyamai اِنْطَلَقَ اِنْطِلاَقًا
-
اِتَأَى اِرْتِيَاءً yang menyamai اِقْتَدَرَ
اِقْتِدَارًا
-
اِسْتَقْصَى اِسْتِقْصَاءً yang menyamai اِسْتَحْرَجَ
اِسْتَخْرَاجَا
b. Masdarnya
اَفْعَلَ
Seperti :
اَعْطَى اِعْطَاءً yang menyamai اَكْرَمَ اِكْرَامًا
c.
Masdarnya fiil tsulai mujarrod yang
ikut wazan فَعَل yang menunjukkan arti suara atau penyakit
-
رُغُاءً (suara gerincing
sepatu) yang menyamai بُغَامٌ
-
مُشَاءً (suara kambing) yang menyamai دُوَارً
d. Masdarفِعَالٌ
عَادَى
عِدَاءً , وَالَى وَلاَءً yang menyamai ضَارَبَ ضِرَابًا , قَاتَلَ
قِتَالاً
e. Isim
mufrodnya jamak taksir أَفْعِلَةٌ
Seperti :
-
كِسَاءٌ اَكْسِيَةٌ yang menyamai حَرَارٌ
اَحِرَّةٌ
-
رِدَاءٌ اَرْدِيَةٌ yang menyamai سِلاَحٌ
اَسْلِحَةٌ
وَالْعَادِمُ الْنَّظِيْرِ ذَا قَصْرٍ
وَذَا # مَدَ بِنَقْلٍ كَالْحِجَا
وَكَالْحِذَا
Isim maqsur dan isim mamdud yang tidak
memiliki kesamaan wazan dengan isim shohih akhir itu dinamakan isim maqshur dan
isim mamdud sima’i
Isim maqsur sima’I
Yaitu isim maqsur yang tidak memiliki
kesamaan wazan dengan lafadz yang shohih akhir.
Contoh :
-
الْفَتَى mufrodnya فِتْيَانٌ pemuda
-
السَّنَا sinar
-
الثَرَى debu
-
الحِجَا aqal
Isim mamdud sima’I
Yaitu isim mamdud yang tidak memiliki
kesamaan wazan dengan lafadz yang shohih akhir.
Contoh :
-
الفَتَاءُ pemuda
-
السَّنَاءُ mulia
-
الثَرَاءُ banyak harta
-
الحِذَاءُ sandal
وَقَصْرُ
ذِي الْمَدِّ اضْطِرَارَاً مُجْمَعُ
# عَلَيْهِ وَالْعَكْسُ بِخُلْفٍ
يَقَعُ
Dalam keadaan dhorurot syiir, ulama’
ahli nahwu sepakat memperbolehkan membaca maqshur pada isim mamdud, sedangkan
kebalikannya (membaca mamdud pada isim maqshur ketika dhorurot), itu para
ulama’ menjadi khilaf (perbedaan pendapat)
Membaca maqshur isim
mamdud
Para ulama’ sepakat memperbolehkan
membaca maqshur (pendek, dengan cara membuang hamzah) pada isim mamdud ketika
dhorurot syiir, seperti :
-
لاَبُدَّ مِنْ صَنْعَا , وَاِنْطَالَ
السَفَرُ # وَانْ تَحَنَّى كُلُّ عَوْدٍ
وَدَبَرْ
Pergi ketanah shon’a
merupakan keharusan, walaupun sangat lama, dan walaupun unta yang telah tua
punggungnya menjadi bengkok dan terluka.
Asalnya : صَنْعَاءَ
-
فَهُمْ مَثْلُ النَّاسِ الَّذِى
يَعْرِفُنَهُ # وَاَهْلُ الوَفَا مِنْ
حَدِيْثٍ وَقَدِيْمٍ
Mereka adalah
orang-orang yang menjadi pepatah dan pribahasa dalam semua kebaika yang mereka
ketahui, disamping itu mereka adalah orang-orang yang selalu menempati janjinya
dari zaman dahulu hingga sekarang
Asalnya : اَهْلُ الوَفَاءِ
Membaca mamdud isim
maqshur
Isim mamdud dalam dhorurot syair,
apabila dibaca maqshur para ulama’ nahwu terjadi khilaf, yaitu :
- Ulama’ Bashroh
Tidak memperbolehkan
- Ulama’ Kufah
Memperbolehkan, mereka menggunakan
dalil-dalil syair-syair dibawah ini :
يَالَكَ
مِنْ تَمْرٍ ومِنْ شِيْشَاءِ # يَنْشَبُّ فِى الْمَسعَلِ وَللَّهَاء
Alangkah sialnya
kurma jelek ini, menghambat dan mengganjal dikerongkongan dan menempel pada
langit-langit mulut. (Abu Midam/ orang badui)
Asalnya : اللَّهَى
Dan ucapan syair yang
lain
Sungguh akan
mencukupi dzat yang telah mencukupi, karena tidak ada kefakiran dan kekayaan
yang kekal abadi.
Asalnya :غِنًى
0 komentar:
Posting Komentar