jangan lupa tinggalkan komentar

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

pemandangan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Dzikrulloh Warosulih SAW

BACALAH SELALU DI DALAM HATI ATAU DENGAN LISAN "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH" UNTUK DZIKIR KEPADA ALLOH WA ROSULIHI SAW

9.12.15

Model dan Metode Pokok Dalam Mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Profesionalisme dalam mengajar merupakan hal terpenting bagi seorang guru atau tenaga  pengajar. Meskipun bagi beberapa orang, profesionalismen hanya merupakan salah satu hal yang  penting dalam mengajar, namun bagi penulis hal tersebut adalah tuntutan terpenting dari seorang guru atau tenaga pengajar. Guru yang profesional tidak hanya memiliki pengalaman serta kepribadian yang baik tetapi juga strategi dan ilmu yang dapat digunakan secara maksimal. Seorang guru akan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan pelayanannya dengan sikap  percaya diri.
Dengan begitu, seorang guru yang profesional tentu akan memberikan hasil yang lebih maksimal dalam pengajarannya. Hal ini bukan saja dipengaruhi oleh tuntutan jabatan sebagai seorang pengajar namun juga dampak yang akan dihasilkan selama dan setelah proses belajar itu dilakukan. Menjadi seorang guru yang profesional dalam mengajar membutuhkan konsentrasi dan  perjuangan yang maksimal. Oleh sebab itu, tugas mengajar tentu bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dikerjakan, tetapi mengajar merupakan suatu hal yang harus kita pahami sebagai suatu upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian, tidak semua orang berpendapat bahwa tugas mengajar adalah sebuah  pekerjaan yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak sedikit orang yang memberikan kesempatan bagi dirinya untuk mengemban tugas ini baik dalam konteks jemaat maupun sekolah. Banyak orang yang berpendapat bahwa dirinya memiliki segudang pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal sebagai guru, baik yang diperoleh dari  pengamatan maupun penelitian secara langsung.
Akan tetapi, tugas mengajar tetap merupakan sebuah tugas yang sangat penting. Oleh karena itu, membutuhkan tenaga pengajar yang kompeten dalam memberikan pengajaran. Menurut Prof. S.  Nasution, “Mengajar bukan hanya sekadar menanamkan pengetahuan dan kebudayaan kepada  peserta didik, tetapi juga suatu langkah dalam mengorganisasi suatu lingkungan dengan sebaik mungkin agar melalui lingkungan itu, peserta didik dapat mengalami proses belajar.
Dengan demikian, kegiatan belajar bukan hanya berpusat pada pengajar tetapi juga kepada peserta didik. Untuk itu, Andar Ismail berpendapat “Bagaimanapun pentingnya faktor pengajar namun faktor  pelajar lebih menentukan keberhasilan belajar mengajar”. Dengan kata lain, peserta didik juga mendapatkan tempat utama dalam proses dan tujuan pembelajaran.
Di samping itu, menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Penting untuk menerapkan aspek ini karena berdampak langsung pada minat para peserta didik: apakah si peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran atau tidak.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dari mengajar?
2.      Bagaimana pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar?
3.      Bagaimana model dan metode pokok dalam mengajar?
4.      Bagaimana strategi dan tahapan dalam mengajar?

C.    Tujuan Masalah
1.      Agar mengetahui definisi dari mengajar.
2.      Agar mengetahui pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar.
3.      Agar mengetahui model dan metode pokok dalam mengajar.
4.      Agar mengetahui strategi dan tahapan dalam mengajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Defini Mengajar
Mengajar dalam kamus besar Indonesia ada dua pengertian, pertama adalah memberikan serta menjelaskan kepada orang tentang suatu ilmu atau Pelajaran. Kedua, bermakna melatih. Menurut Mursell mengajar ialah mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Sedang menurut Hamalik ada beberapa pengertian tentang mengajar seperti di bawah ini:
1.      Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah
2.      Mengajar ialah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
3.      Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
4.      Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
5.      Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6.      Mengajar adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Contoh mengajar: Sebagai pengelola kegiatan siswa, guru sangat diharapkan menjadi pembimbing dan pembantu para siswa, bukan hanya ketika mereka berada dalam kelas saja melainkan ketika mereka berada di luar kelas, di perpustakaan, di laboratorium, dan sebagainya. Dalam hal menjadi guru perlu mengualitaskan (mewujudkan) kemampuannya dalam kegiatan sebagai berikut:
1.      Membimbing kegiatan belajar siswa,
2.      Membimbing pengalaman belajar para siswa.
Membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berarti ceramah do muka kelas saja, melainkan juga memberikan peluang seluaas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktifitas belajarnya. Contoh; jika para siswa sedang diajari menulis, maka para siswa itulah yang paling banyak mendapatkan peluang menulis, bukan guru. Tugas guru yang penting dalam hal ini adalah memberikan contoh dan dorongan parsuasif kepada siswa beserta menata lingkungan belajarnya, sehingga memungkinkan mereka belajar dengan mudah.
Dalam membimbing pengalaman para siswa, guru dituntut untuk menghubungkan mereka dengan lingkungannya. Hal ini penting karena dalam pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya itulah sesungguhnya siswa mengalami proses belajar. Dengan demikian, maka guru sepatutnya menjaga ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan komponen lingkungan pendidikan yang lain agar tetap dalam kondisi yang baik dana siap pakai.
Selanjutnya selain membimbing dan mengajar, juga harus berarti membantu siswa agar berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya. Alhasil, kegiatan mengajarkan sebuah materi pelajaran bukan semata-mata agar siswa menguasai pengetahuan/materi pelajaran tersebut lalu bisa naik kelas, melainkan agar ia memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya dala kehidupan sehari-hari.

B.     Pandangan-Pandangan Pokok Mengenai Mengajar
Ada dua pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai “seni”.
1.      Mengajar sebagai ilmu.
Sebagian ahli memandang mengajar sebagai Ilmu. Oleh kerenanya, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas belajar.
Siapa pun, asal memiliki profesiensi dalam bidang I,mu pendidikan akan mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang guru atas materi pelajaran bidang tugasnya adalah penting, tetapi yang lebih penting ialah penguasaan atas ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tugas mengajarnya.
Aliran pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu dapat menimbulkan konotasi bahwa seseoranag yang dikehendaki menjadi guru, misalnya oleh orang tuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan.
Dari uraian di atas jelas bahwa aliran yang memandang mengajar sebagai ilmu itu diilhami oleh teori perkembangan klasik yang disebut empirisme yang dipelopori oleh Jhon Locke. Menurut teori ini pembawaan dan bakat yang diturunkan oleh ornag tua tidak berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan sesorang, sebab pada dasarnyaa manusia lahir dalam keadaan kosong.
2.      Mengajar sebagai seni.
Sebagian ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan ilmu. Oleh karenanya tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Sebagai contoh, seorang pakar yang “mumpuni” dalam sebuah bidang studi umpamanya bidang agama dan bahkan  telah memiliki pengetahuan keguruan yan cukup, belum tentu mahir mengajar agama kepada orang lain. Dalam kenyataan sehari-hari terkadang kita saksikan seorang guru agama atau bahkan seorang yang berpredikat ulama sama sekali tidak menarik dan cenderung membosankan ketika ia berceramah atau berdiskusi mengenai masalah keagamaan.
Berdasarkan kenyataan yang ada, seperti contoh yang ada, maka cukup kuatlah eksistensi aliran yang memandang bahwa mengajar adalah seni, dan kecakapan mengajar  yang notabene artistik itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang memang berbakat, sedangkan bakat itu merupakan suatu pembawaan yang tidak bisa dipelajari (Syah, 2010: 184).  Aliran pandangan ini sama dengan aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer, yang berpendapat bahwa manusia sudah mempunyai bawaan sejak lahir.

C.    Model dan Metode Pokok Mengajar
Adapun model dan metode pokok mengajar adalah sebagai berikut:
1.      Model information processing (tahapan pengolahan informasi)
Model mengajar  jenis ini berorientasi pada kecakapan siswa dalam memproses   informasi  dan cara-cara mereka dapat memperbaiki kecakapan untuk menguasi informasi. Model mengajar jenis ini bertujuan agar ranah cipta siswa dapat berfungsi dan berkembang seoptimal mungkin.


2.      Model personal (pengembangan pribadi)
Model personal pada umumnya berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya. Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat menolong siswa dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Siswa sebagai peaerta didik juga dapat menyadari dirinya sebagai seorang pribadi yang berkecakapan (capable) cukup untuk berinteraksi dengan pihak luar sehingga tercipta pola hubungan inter-personal yang kondusif.
3.      Model sosial (hubungan bermasyarakat)
Model social adalah model mengajar yang menitikberatkan peda proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Rumpun model ini lazim juga disebut sebagai interactife model (model yang bersifat hubungan antar individu). Aplikasi model social diprioritaskan untik mengembangkan kecakapan individu siswa dalam berhubungan dengan orang lain atau masyarakat.
4.      Model behaviorial (pengembangan perilaku)
model mengajar pengembangan perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktifitas mengajar, menurut teori ini, harus ditujukan pada perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan. Rumpun model mengajar behavorial banyak dilandasi oleh asumsi empiris bahwa segenap perilaku siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan dijabarkan dalam bentuk perilaku-perilaku khusus. Perilaku khusus inilah yang menjadi tujuan belajar siswa.
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Terdapat empat macam metode mengajar yang banyak digunakan pada setiap jenjang pendidikan formal yaitu:
1.      Metode ceramah
Yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.
2.      Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving).Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflektife thinking).
3.      Metode demonstarasi
Demonstrasi dalam penyajian informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan proses melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
4.      Metode ceramah plus
Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran, diantaranya:
a.       Metode ceramah plus tanaya jawab dan tugas (CPTT).
b.      Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
c.       Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).

D.    Strategi dan Tahapan Mengajar
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni melaksanakan stratagem yakni rencana atau siasat. Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa yunani itu mempunyai arti rencana tindakan yang terdiri atas sepernagkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.
Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal minimal yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum melaksanakan tugas mengajar.
Mengajar  merupakan salah satu tugas pokok profesi guru yang bersifat  komplek. Kompleksitas mengajar terlihat dari awal guru mengajar sampai proses penilaian. Guru perlu membuat sebuah perencanaan tertulis dan tak tertulis. Perencanaan tertulis ini dikenal dengan istilah perangkat pembelajaran. Ada rumusan tujuan, tahapan pembelajaran, strategi dan metode, serta evaluasi. Persiapan tak tertulis antara lain persiapan mental guru untuk menghadapi siswa sesuai dengan karakter masing-masing dalam ruang kelas. Selain itu, persiapan tak tertulis yang tak kalah pentingnya adalah penguasaan materi pelajaran. Proses mengajar akan terkendala jika guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Mengajar merupakan aktivitas guru untuk memaksimalkan proses belajar siswa.  Hal ini syarat mutlak yang harus dikuasai adalah bagaimana merangsang keaktifan seluruh aktivitas fisik dan psikis siswa. Guru perlu menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Metode seperti akan dapat mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan adanya variasi aktivitas anggota fisik dengan psikis siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian guru dalam mengajar.
1.      Pembelajaran melibatkan aktivitas pisik dan psikis.
Pembelajaran harus melibatkan  aktivitas fisik  dan aktivitas mental  siswa secara bervariasi. Mulai dari mata, telinga, hidung, kulit, tangan sampai ke otak  terlibat  saat pembelajaran berlangsung. Indikasi keterlibatan semua aktivitas ini adalah konsentrasi dan pemusatan perhatian pada materi pelajaran yang dibahas.
2.      Penggunaan metode pembelajaran.
Pembelajaran  mengisyaratkan agar guru menggunakan berbagai metode (multimetode) dalam menyampaikan materi pelajaran. Barangkali, tidak satupun metode pembelajaran yang dianggap paling bagus atau paling tidak bagus. Metode pembelajaran apapun bisa digunakan asal sesuai dengan karakter materi pelajaran dan ketersediaan sarana belajar. Yang penting metode itu bisa melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal. 
3.      Berorientasi pada siswa.
Aktivitas guru di ruang kelas seyogyanya lebih dikurangi sehingga guru tidak lebih sibuk dari pada siswanya. Guru harus mampu menekan dirinya untuk mau memberikan waktu belajar kepada siswa sebanyak mungkin dalam pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih guru sangat menentukan terlaksananya hal ini.
4.      Motivator pembelajaran.
Idealnya dalam pembelajaran, peran guru itu menjadi motivator, fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar.  Guru harus mampu menjadi pembangkit semangat siswa untuk belajar.  Pada dasarnya siswa memiliki potensi motivasi yang besar dalam dirinya. Motivasi tersebut bisa saja berasal dari dalam diri siswa dan bisa pula dari luar diri siswa. Inilah peran guru, bagaimana memfasilitasi dan membimbing siswa agar semua potensi itu dapat dikembangkan secara optimal melalui pembelajaran.
Sasaran utama segenap rangkaian kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar siswa yang optimal sehingga menjadi milik siswa.  Hasil belajar tersebut bermanfaat bagi siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Demikianlah beberapa strategi dasar mengajar yang perlu diperhatikan oleh calon guru maupun guru baru.
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.
Tahapan dari mengajar yaitu sebagai berikut:
1.      Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:
a.       Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa, disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain). 
b.      Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.
c.       Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan. 
d.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
e.       Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa. Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa. 
2.      Tahap Instruksional
Tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.       Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b.      Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c.       Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni:
1)      pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus,
2)      dimulai dari topik khusus menuju topik umum. 
d.      Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
e.       Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
f.       Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
3.      Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).
Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional dari seorang guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian di atas secara teoretis mudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
mengajar ialah mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Ada dua pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai “seni”.
Adapun model dan metode pokok mengajar adalah sebagai berikut:
1.      Model information processing (tahapan pengolahan informasi)
2.      Model personal (pengembangan pribadi)
3.      Model sosial (hubungan bermasyarakat)
4.      Model behaviorial (pengembangan perilaku)
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Terdapat empat macam metode mengajar yang banyak digunakan pada setiap jenjang pendidikan formal yaitu:
1.      Metode ceramah
2.      Metode diskusi
3.      Metode demonstarasi
4.      Metode ceramah plus
Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal minimal yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum melaksanakan tugas mengajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian guru dalam mengajar yaitu:
1.      Pembelajaran melibatkan aktivitas pisik dan psikis.
2.      Penggunaan metode pembelajaran.
3.      Berorientasi pada siswa.
4.      Motivator pembelajaran.
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.

B.     Saran
Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan pertolongan pada kami sehingga kami bisa mempelajari sebagian besar kitab-kitab tersebut, dan tentunya dalam penyusunan makalah kami masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca sebagai perbaikan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
Hamalik, 2004
Mursell, Nasution, 2006
Syah Muhibbi, 2010, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, PT Remaja Rosdaka: Bandung.