Dzikrulloh Warosulih SAW

BACALAH SELALU DI DALAM HATI ATAU DENGAN LISAN "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH" UNTUK DZIKIR KEPADA ALLOH WA ROSULIHI SAW

18.3.15

الإطناب ( Balaghoh Bab Ithnab )

الإطناب 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-Qur’an adalah Maha karya agung bukti kebesaran Alloh, tuhan semesta alam. Al-Qur’an juga adalah sebagai mukjizat terbesar bagi Rosul pilhan Alloh nabi akhiruzzaman yakni nabi Muhammad Saw. Di dalamnya kita dapat menyaksikan segala rahasia maknanya yang bersinar laksana cahaya keindahan, yang menjadikan hati dan pikiran terasa senang, dan bersuka cita menyelami kandungan keindahan maknanya. Tentu hal itu merupakan keinginan bagi setiap orang yang beriman untuk bisa mengerti dan memahami apa isi dan kandungan Al-Qur’an tersebut.
Ilmu Balaghoh adalah kuncinya, karena dengan ilmu ini merupakan intisari dari kedua fan ilmu alat yang sudah maklum dipelajari di dunia pesantren yakni Nahwu dan shorof. Jika dalam ilm nahwu kita diajaraitarkib dan I’rob sedangkan unuk shorofnya mengajarkan tentang maknanya. Maka ilmu balaghoh mengajari kita bagaimana arti dan maksud dari maknanya.
Dalam pembahasan kali ini akan kami bahas mengenai Ithnab, yang merupakan sub pembahasan dari balaghoh itu sendiri.  Selamat mempelajari….

B.     Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian ithnab itu?
  2. Apakah faidahnya dari ithnab itu?

C.    Tujuan Pembahasan
  1. Mengerti dan memahami pengertian dari ithnab
  2. Mengerti dan memahami faidah-faidah dari ithnab


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Devinisi Ithnab
هو تعدية المعنى بلفظ ازيد منه لفاعدة
Yaitu mendatangkan makna dengan menggunakan lafadz yang melebihinya, karena adanya suatu faidah.[1]
Contoh :
Seperti firman Alloh[2]:
قال رب إني وهن العظم مني واشتعل الرأس شيبا
Ia berkata “ Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, (QS. Maryam 4)

Maksudnya ayat diatas adalah: Saya sudah tua, jadi tafsiran ayat diatas adalah كبرت
Dan seperti ucapan nadzim:
كالزم رعاك الله قرع الباب
(tetaplah kamu, semoga Alloh selalu menjagamu untuk mengetuk pintu rahmatnya)
Faidah dalam contoh diatas sesungguhnya selalu mengetuk pintu rahmat Alloh tidaklah berfaidah jika tidak bersamaan penjagaan dan pertolongan alloh.
Catatan :
Apabila penambahan suatu lafadz itu tidak ada faidahnya maka dinamakan tathwil, apabila lafadznya tidak ditentukan, dan dinamakan hasywu apabila lafadznya tertentu.
Contoh :
Tathwil
Seperti ucapan Addi Al-Ubbadi tentang juzaimah Al-Abrosyi:
وقدت الأديم لراهشيه # والف قولها كذبا ومينا
Si Zaba’ telah memotong kulit,
Hingga mencapai dua urat hastanya.
Si Juzaimah menunjukkan ucapannya,
Dusta dan dusta belaka”.
Pada contoh tersebut, lafadz al-maina dan al-kadzibu adalah satu makna, namun tidak tertentu lafadz yang dijadikan ziyadah (tambahan) dari keduanya. Sebab mengathofkan dengan wawu tidak memberikan faidah arti tertib, mengiringi atau bersamaan.
Hasywu[3]
Seperti ucapan Zuhair bin Abi Salma:
واعلم علم اليوم والأمس قبله # ولكنني عن علم ما في غد عمى
“Dan aku mengetahui pengetahuan hari ini, dan hari kemarin, sebelumnya,
Akan tetapi aku buta
Tentang apa yang terjadi besok”.
Masing-masing dari hasywu dan tathwil adalah tergolong cacat dalam ilmu bayan, keduanya terlepas dari tingkatan sastra (Balaghoh)

B.     Faidah-faidah Ithnab
Hal-hal yang mendorong mutakallim menyusun bentuk Ithnab karena memiliki beberapa tujuan faidah, yaitu :
1.      Al-Idloh ba’da al-Labsi yaitu menjelaskan makna yang dikehendaki mutakallim setelah sebelumnya disamarkan.
Karena hal itu lebih menetapkan makna dalam hati, karena mukhotob mengetahui makna dalam dua bentuk, bentuk yang pertama samar (belum jelas) dan bentuk yang kedua menjelaskannya, akhirnya hati mukhotob merindukan dan ingin mengetahui makna yang masih samar tersebut, setelah mengetahuinya menjadi lebih menetap dalam hatinya.
Contoh :
Seperti firman alloh swt.
وفضينا إليه ذالك الأمر أن دابر هؤلاء مقطوع مصبحين
“Dan telah kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu subuh. (Al-Hijr: 66)

Firman Alloh, adalah tafsiran dan penjelasan bagi lafadz . faidahnya adalah memuliakan kedudukan makna yang dijelaskan dan juga menetapkannya didalam hati.
Dan firman Alloh yang lain
هل أتاك حديث الغشية 1 وجوه ىومئد خاشعه 2
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan ? banyak muka pada hari itu tunduk terhina. (QS Al-Ghosyiyah 1-2)

2.      Ighol
Yaitu mengahiri kalam dengan lafadz yang memberikan suatu faida, yang seandainya tanpa lafadz itu faidah kalam sudah sempurna, seperti makna mubalaghoh.
Seperti ucapan Al-Khonsa :
وان صرخالتاءتم الهداةله # كانه علم فى راء سه نار
Sesungguhnya para pemberi petunjuk mengikuti Shakhr
Seolah-olah ia
Sebuah bendera yang ada api diatasnya “
Ucapan Al-Khonsa Ka annahu ‘alamun adalah sudah memenuhi maksud, tetapi ia mengiringinya dengan ucapan ka anna fi ro’sihi narun.
Dalam contoh yang lain firman Alloh :
والله يرزق من يشا ءبغير حساب
Dan Alloh memberi rizki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas” (QS Al-Baqoroh 212)

3.      Tadzyil
“ Yaitu mengiringi suatu jumlah dengan jumlah yang lain yang mengandung maknanya jumlah sebelumnya karena untuk tujuan mengokohkan.
Seperti Firman Alloh :
وقل جاء الحق وزهق الباطل ان الباطل كان زهوقا
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap. (QS. Al Isro’ 81)

4.      Takrir
وهودكر الشىء مرتين فاكثر لاغراض
“ Yaitu menuturkan suatu makna dua kali atau lebih karena beberapa tujuan”
ü  Untuk mengukuhkan (ta’kid)
ü  Untuk memanjangkan kalam supaya tidak terputus dan tidak mempunyai keindahan
ü  Untuk menjelaskan secara merata (Qosdul isti’thof)
ü  Lebih mendorong dalam memaafkan
ü  Menarik simpati mukhotob agar mau menerima khitob
ü  Mengagungkan kedudukan mukhotob
ü  Merasa lezat dengan menyebut suatu lafadz.
5.      I’tirodl
وهوان تؤتى جملة فاكثر بين الشيئين متلازمين لنكتة
I’tirod didatangkan karena dengan beberapa tujuan, diantaranya :
Mendo’akan
Mengingatkan terhadap keutamaan ilmu
Mensucikan
Menambah pengukuhan
Memohon belas kasih
6.      Takmil
Yang juga bisa dinamakan dengan ihtiros, yaitu :
وهو ان يؤتى فى كلام يوهم خلاف المقصود بما يدفعه
“Apabila didalam kalam yang memberi pengertian kesalah pahaman didatangkan lafadz yang menolak kesalah pahaman tersebut.

Jadi takmil itu terjadiketika mutakallim menghadirkan suatu makna yang dimungkinkan akan dicela, lalu ia mengerti dan menggantinya dengan suatu makna yang menolaknya.
7.     Tatmim
وهو وان يؤتى فى كلام لا يوهم خلاف المقصود بفضلة كالمفعول والحال والتمييز لنكتة كالمبالغة
Yaitu apabila didatangkan didalam kalam yng tidak ada dugaan kesalahpahaman suatu fudlah, seperti maf’ul bih, hal dan tamyiz karena adanya satu faidah, seperti mubalaghoh dalam memuji.

Menuturkan makna yang khusus setelah makna yang umum
Seperti firman Alloh :
على الصلوات والصلوة الوسطى وقوموالله قنتي احفظو
“Peliharalah semua sholat(mu), dan peliharalah sholat wusthaa. (QS. Al Baqoroh 238)”
Faidahnya disini adalah untuk mengingatkan terhadap keutamaanya makna yang khusus (Ash-Sholatil wustho), sehingga karena kemuliaan dan keluhurannya itu merupakan bagian yang lain dari sebelumnya.
Menuturkan Makna yang umum setelah makna yang khusus.
Seperti firman Alloh :
رب اغفرلى ولوالدى ولمن دخل بيتى مؤمنا وللمؤ منين والمؤمنت
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS. Nuh 28)

Menyebutkan lafadz mukminin dan mukminat karena mencakup pada semua satua yang telah disebutkan, dan lebih memperhatikan pada makna yang khusus karena disebutkan dua kali dalam cakupan makna lafadz yang umum setelah sebelumnya disebutkan dalam bentuk yang khusus.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah bersama kita bahas terdapat beberapa poin penting mengenai Ithnab itu, diantaranya yaitu :
ü  Ithnab didatangkan dengan tujuan untuk menjelaskan makna yang dikehendaki mutakallim (orang yang berbicara)  setelah sebelumnya disamarkan, karena kerinduan sami’ untuk mengetahui, supaya memberikan kemantapan pada hatinya sami’.
ü  Beberapa faidah dari Ithnab itu, diantaranya :
1.      Al-Idloh ba’da Al-Labsi
2.      Ighol
3.      Tadzil
4.      Takrir
5.      I’tirodl
6.      Takmil
7.      Tatmim

B.     Kritik Dan Saran
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, meskipun begitu sangatlah kami butuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap rekan semester VI PBA demi kemajuan dan perbaikan penulisan makalah kami dikemudian hari. Terima kasih


DAFTAR PUSTAKA

Shofwan, Sholihudin. 2010. Pengantar Memahami Nadhom Jauharul Maknun. Darul Hilmah; Jlopo Jombang
Al Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia
Kitab Jauharul Maknun




[1]Shofwan, Sholihudin.2010 Pengantar  Memahami Jauharul Maknun.Jombang: Darul Hikmah hal:90
[2] Al Qur’an, Departemen Agama RI, Surat : Maryam ayat:4
[3]Shofwan, Sholihudin. 2010 Pengantar  Memahami Jauharul Maknun. Jombang: Darul Hikmah hal: 91

1 komentar:

  1. Assalamualaikum maaf ada sedikit typo ayat Al-Quran pada Al-Idloh ba’da al-Labsi. فضينا = قضينا . Apapun جزاكم الله خيرا , saya dapat banyak manfaat dan blog ni jadi rujukan saya belajar balaghah.

    BalasHapus