Dzikrulloh Warosulih SAW

BACALAH SELALU DI DALAM HATI ATAU DENGAN LISAN "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH" UNTUK DZIKIR KEPADA ALLOH WA ROSULIHI SAW

7.9.15

ILMU NAHWU : BAB TAKNIS



الْتَّأْنِيْثُ

عَلاَمَةُ الْتَّأْنِيْثِ تَاءٌ أَوْ أَلِفْ  #    وَفِي أَسَام قَدَّرُوا الْتَّا كَالْكَتِفْ
وَيُعْرَفُ الْتَّقْدِيْرُ بِالْضَّمِيْرِ  #   وَنَحْوِهِ كَالْرَّدِّ فِي الصَّغِيْرِ
Tanda muannas ( didalam isim mutamakkin / mu’rob) itu ada dua yaitu ta’ dan alif. Dan didalam beberapa isim ta’nya dikira-kirakan (muqoddar) seperti lafadz  كَتِفٌ  (pundak )
Dan pentaqdiran adanya ta’ ta’nis itu bisa diketahui dengan ruju’ pada dlomir (yang muanas) atau sesamanya seperti dikembalikan ta’ ketika lafadznya ditashqhir.
Tanda Muannas
Tanda muannas dalam kalimah isim (yang mutamakki / mu’rob) itu ada dua yaitu:
  1. Ta’
Ta’ terbagi 2 yaitu:
1.     Ta’ yang berharakat, dan khusus masuk pada kalimah isim, seperti : قَائِمَةٌ
2.     Ta’ yang mati, dan khusus masuk pada kalimah fi’il, seperti : قَامَتْ
Catatan:       
Ø  Ta’ didalam menunjukkan muannas itu lebih banyak terlaku dan lebih jelas dilalahnya disbanding alif, karena muannas dengan ta’ itu sudah tidak ada keserupaan dengan yang lain, berbeda dengan muannas dengan alif masih ada keserupaan dengan lainnya, seperti serupa dengan alif ilhaq atau alif taksir.
Ø  Alamat ta’nis diucapkan ta’, bukan ha’, karena supaya bisa mencakup ta’ ta’nis as-sakinah, dan menurut ulama’ Bashroh bahwa ta’ adalah yang asal, sedang ha’ adalah pergantian dari ta’ ketika waqof.
Ø  Untuk mudzakkar tidak diberi tanda karena merupakan asal.
Ø Tanda ta’nis dalam isim itu hanya dalam isim yang mutamakkin / mu’rob, hal ini untuk mengecualikan isim yang mabni, karena muannasnya tidak menggunakan dua tanda diatas, tetapi menggunakan lainnya. Seperti kasroh dalam lafad اَنْتِ  dan nun dalam lafadz هَنُ
  1. Alif
Alif juga terbagi dua, yaitu
1.      Alif maqsuroh
Yaitu alif layyinah yang ditambahkan pada bentuk kalimah isim dengan tujuan menunjukkan muannas.
Seperti:              حُبْلَى              Wanita hamil
                        حُسْنَى             wanita tercantik
2.      Alif mamdudah
Yaitu alif layyinah yang ditambahkan pada bentuk kalimah isim dengan tujuan untuk memuannas, yang sebelumnya alif tersebut ditambahkan alif, lalu alif tersebut diganti hamzah.
Seperti:              صَغْرَاءُ             wanita yang kuning
                        سَوْدَاءُ             wanita yang hitam
Pembagian Isim Muannas
Isim muannas dibagi dua, yaitu:
  1. Muannas lafdzi
Yaitu isim yang menunjukkan muannas dengan disertai salah satu dari dua tanda muannas diatas (ta’ atau alif)
  1. Muannas Maknawi
Yaitu isim yang menunjukkan muannas dengan tanpa disertai tanda muannas dalam segi lafadznya, isim-isim yang seperti ini mengkira-kirakan wujudnya ta’ ta’nis, yang ta’ tersebut bisa diketahui melalui hal-hal sebagai berikut:
a.      Dhomir yang kembali (rujuk) padanya berupa dhomir muannas, seperti:
الكَتِفُ نَهَشْتُهَا –               aku telah menyantap daging pundak
العَيْنُ كَحَلْتُهَا –                  mata itu telah kucelakai
-          Dan seperti firman Allah swt:
النَّارُ وَعَدَهَا الله الذيْن كفروا            neraka itu disediakan oleh Allah swt bagi orang-orang yang kufur. 
b.      Ketika ditasghir ta’nya dikembalikan
Seperti :                 lafadz  يَدٌ       tasghirnya menjadi يُدَيّةٌ
                                  عَيْنٌ      tasghirnya menjadi عُنَيْنَةٌ
c.       Isim isyarohnya berupa muannas
Seperti firman Allah swt : هَذه جَهَنَّمُ التِّى كُنْتُمْ تُكَذِّبُوْنَ
d.      Sifatnya berupa muannas
اَكَلْتُ كَتِفًا مَشْويَّةً      saya memakan daging pundak yang digoreng
e.       Khobarnya berupa lafadz muannas
يَدُكَ طَوِيْلَة             tanganmu panjang
f.       Halnya berupa lafadz muannas
رَاَيْتُ يَدَكَ ضَارِيةً        saya melihat tanganmu memukul
g.      Fiil yang disandarkan padanya terdapat alamat ta’nis
Contoh : كُحِلَتْ العَيْنُ                 mata itu telah dicelakai
h.      Isim adatnya menggunakan isim adad yang untuk ma’dud muannas.
Contoh : وَهِىَ ثَلاَثٌ اَذْرُعٍ
Catatan :
Ø  Anggota badan yang berpasangan (muzdawajah) itu yang paling banyak dihukumi muannas, seperti :
1.     عَيْنٌ           mata                                4. يَدٌ             tangan
2.     رِجْلٌ           kaki                                 5. ا ُدْنٌ           telinga
3.       اُصْبُعٌ        jari-jari                             6. سِنٌّ            gigi
Dan ada juga anggota badan yang berpasangan yang dihukumi mudzakkar, seperti:
1.      حَاجِبٌ       alis                                  4.     لَحْىٌ                  dagu
2.     صُدْعٌ         pelipis                               5.مِرْفَقٌ                      siku
3.     خَذٌّ           pipi                                  6.  كَوْعٌ                     persendian
Dan ada juga yang berlakuan mudzakkar dan muannas,
seperti : اِبْطٌ    ketiak,                                       عَضُدٌ     lengan
Ø  Isism-isim yang tidak bisa dibedakan antara mudzakkar dan muannas ( karena lafadznya bisa untuk mudzakkar dan muannas ) itu cara membedakannya adalah:
a.       Yang bersamaan dengan ta’ dihukumi muannas
Seperti : نَمْلَةٌ         semut,           قَمْلَةٌ      kutu
b.      Yang tidak bersamaan dengan ta’ dihukumi mudzakkar, Seperti :
1.                     بُرْعُوْث                nyamuk         4. لِسَانٌ                    lidah
2.                     اِبْطٌ                             ketiak            5.  قَفَا           tengkuk
3.                     عُنُقٌ                             leher
Ø  Lafadz yang muannas maknawi itu hukumnya samai (mendengar yang terlaku dikalangan Arab)
وَلاَ تَلِي فَارِقَةً فَعُوْلاَ  #   أَصْلاً وَلاَ الْمِفْعَالَ وَالْمِفْعِيْلاَ
Ta’ fariqoh (ta’ yang membedakan antara mudzakkar dan muannas) itu tidak masuk pada isim yang mengikuti wazan sebagai berikut :
1)     فُعُوْلٌ      (yang bermakna فَاعِلٌ)          3. مِفْعِيْلٌ
2)     مِفْعالٌ                                          4. مِفْعَلٌ
Wazan-wazan tersebut diatas apabila bersamaan ta’ itu hukumnya syadz
Contoh:
a.      wazan فَعُوْلٌ
          هَذَا رَجُلٌ شَكُوْرٌ             ini laki-laki yang bersyukur
          هَذِهِ اِمْرَاةٌ صَبُوْرٌ             ini wanita penyabar      
            Catatan :
a.       Wazan فَعُوْلٌ  apabila bermakna مَفْعُوْلٌ , maka bisa bersamaan ta’ dan hukumnya syadz
Seperti:                                                                                                           
-         رَكُوْبَةٌ              bermakna       مَرْكُوْبَةٌ             (yang dinaiki)
-          اَكُوْلَةٌ              bermakna       مَأكُوْلَةٌ             (makanan)
-         حَلُوْبَةٌ             bermakna       مَحْلُوْبَةٌ              (yang diperah susunya)
b.     Wazan مِفْعَالٌ
هَذَا رَجُلٌ مِهْذَارُ                   ini laki-laki yang banyak mengigau
هَذَا اِمْرَاَةٌ مِهْذَارُ                  ini wanita yang banyak mengigau
c.      Wazan مِفْعِيْلٌ
هَذَا رَجُلٌ مِعْطِيْرٌ                  ini laki-laki yang memakai parfum
هَذِهِ اِمرَاةٌ مِعْطِيْرٌ                 ini wanita yang memakai parfum
d.      Wazan
هَذَا رَجُلٌ مِغْشَمٌ                  ini laki-laki pemberani      
هَذِهِ امْرَأَةٌ مِغْشَمٌ                  ini wanita pemberani 
Catatan :
a.       Empat wazan diatas apabila bersamaan dengan ta’ maka hukumnya syadz,
Seperti: هَذِهِ اِمْرَاةٌ عَدُوَّةٌ مِيْقَانَةٌ مِسْكِنَةٌ
Ini adalah wanita yang banyak bermusuhan, yang berkeyankinan kuat dan yang miskin
وَمِنْ فَعِيْلٍ كَقَتِيْلٍ إِنْ تَبِعْ    #     مَوْصُوْفَهُ غَالِبَاً الْتَّا تَمْتَنِعْ
Isim sifat yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ  yang bermakna مَفْعُوْلٌ  apabila maushuf (muannas) nya disebutkan bersamanya, maka yang paling banyak terlaku tidak bersamaan ta’ fariqoh
Wazan فَعِيْلٌ
Lafadz yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ   itu ada 2 macam, yaitu :
a.      فَعِيْلٌ   yang bermakna مَفْعُوْلٌ
Apabila bermakna مَفْعُوْلٌ  dan maushufnya disebutkan bersamanya maka yang ghoib (yang banyak terlaku) tidak bersamaan ta’ fariqoh
Contoh :                                                                                    
رَجُلٌ قَتِيْلٌ جَرِيْحٌ             laki-laki yang dibunuh dan dilukai
اِمْرَاَةٌ قَتِيْلٌ جَرِيْحٌ             wanita yang dibunuh dan yang dilukai
                                    (dua lafadz ini bermakna مَقْتُوْلٌ مَجْرُوْحٌ )
Catatan :
Ø  Dan kadang juga bersamaan ta’, hal ini hukumnya sedikit (tidak ghoib) namun tidak sampai dihukumi syadz seperti 4 wazan diatas.
Contoh :        فَلاَبُدَّ ان تَتَحَلَّى بِاْلأَخْلاَقِ الحَمِيْدَةِ وَتَتَخَلَّى بِالاحْلاَقِ الدَمِيْمَة
          Kamu harus menghiasi diri dengan Akhlaq yang terpuji,
            Dan meninggalkan akhlaq yang tercela.
Ø  Apabila wazan فَعِيْلٌ  yang bermakna مَفْعُوْلٌ  itu tidak bersamaan maushufnya, maka ditemukan dengan ta’ fariqoh untuk menghindari keserupaan dengan lafadz lain.
Contoh:         رَاَيْتُ قَتِيْلاً وقَتِيْلَةً
                    Saya melihat lelaki yang terbunuh dan wanita yang terbunuh
b.    Wazan فَعِيْلٌ  yang bermakna فَاعِلٌ
Apabila bersamaan maushufnya, maka yang ghoib bersamaan ta’ untuk membedakan antara mudzakkar dan muannas.
Contoh : رَجُلٌ كَرِيْمٌ                 lelaki yang dermawan atau yang mulia
          إِمْرَأَةً كَرِيْمَةٌ                   wanita yang dermawan atau yang mualia
Dan hukumnya qolil (sedikit) apabila ta’nya dibuang
Contoh :
مَنْ يُحْيِى الْعَظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ
Siapakah yang bisa menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh ?
(yasin 78)
إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ المُحْسِنِيْنَ
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik
(Al-A’rof: 56)
Macam-macam Ta’
1.      Ta’ fariqoh
Yaitu ta’ yang ditambahkan pada kalimah isim untuk membedakan antara mudzakkar dan muannasnya, yang tidak bersamaan ta’ itu mudzakkar, yang bersamaan ta’ itu muannast.
Ta’ fariqoh ini banyak berada pada isim sifat
Seperti :
a.      Isim fail, seperti :                     صَائِمٌ صَائِمَةٌ
b.     Isim maf’ul, seperti :                مَحْمُوْدٌ مَحْمُوْدَةٌ
c.      Isim sifat musyabbihat :            حَسَنٌ حَسَنَةٌ                           
d.     Sighot mubalaghoh :                 كَذَّابٌ كَذَّابَةٌ
e.      Isim manshub (yang dinisbatkan) :        عَرَبِىٌّ عَرَبِيَّة
Dan sedikit sekali ta’ fariqoh yang masuk pada isim jamid
Seperti : فَتَى فَتَاةٌ
2.     Ta’ Mubalaghoh
Yaitu ya’ yang didatangkan untuk menunjukkan arti mubalaghoh (arti lebih / sangat / banyak)
Contoh :         رَاوِيَةٌ                 Orang yang banyak meriwayatkan

3.      Ta’ Litakkidil mubalaghoh
Yaitu ta’ yang didatangkan untuk menguatkan arti mubalaghoh.
        Contoh :           عَلّامَةٌ             Orang yang sangat pandai    
                        نَسَّابِةٌ              Orang yang sangat bernashob
                        جَبَّارَةٌ                       Orang yang sangat berbuat aniyaya
4.       Ta’ yang ditambahkan untuk membedakan satuannya dari jenisnya dalam hal ciptaan Alloh (mahluqot)
Yang bersamaan ta’ berarti menunjukkan arti satu atau sebuah dari jenisnya
Contoh :      تَمْرٌ      kurma                      تَمْرَةٌ       satu biji kurma
نَخْلٌ      anggur                     نَخْلَةٌ      satu anggur
شَجَرٌ     pohon                     شَجَرَةٌ    sebatang pohon
وَرَقٌ      daun                        وَرَقَةٌ      sehelai daun
5.      Ta’ yang ditambahkan untuk membedakan satuannya dari jenisnya dalam hal buatan manusia (mashnu’at)
Yang bersamaan ta’ berarti menunjukkan satu / sebuah
Contoh :        سَفِيْنٌ    perahu          سَفِيْنَةٌ    sebuah perahu
                        قَلَنْسُوٌ    kopyah          قَلَنْسُوَةٌ   sebuah kopyah
                        لَبِنٌ       batu bata       لَبِنَةٌ      satu batu bata
6.      Ta’ yang digunakan untuk membedakan jenis adari satuannya
Yakni yang bersamaan ta’ berarti jenis, yang tidak bersamaan ta’ berarti menunjukkan satu / sebuah.
Contoh :                     حَبْأَةٌ     ...       حَبْأٌ
                                  كَمْأَةٌ              كَمْأٌ
7.      Ta’ muaqobah
Yaitu ta’ yang ditambahkan sebagai ganti dari ya’ sighot muntahal jumu’ yang ikut wazan مَفَاعِيْلُ   dan sesamanya.
Seperti :
-          أَسَاتِيْذُ  أَسَاتِذَةُ              Para guru
-         تَلَامِيْذٌ  تَلَامِيْذَةُ             Para siswa
حَجَاجِيْحُ  حَجَاجِحَةُ       Para gusti / tuan
8.      Ta’ yang didatangkan untuk menunjukkan nisbat ( sebagai ganti ya’ nisbat)
Seperti :    
-         اَشْعَرِيٌ اَشَاعِرَةُ          golongan bangsa imam Asy’ari
-         مَهْلَبِى مَهَالِبَةُ            golongan imam Malhab bin Abi Shufroh
-          اَشْعَنِى اَشَاعِنَة           golongan imam Muhammad bin Abdurrohman bin Asyasy
-         اَزْرَقِى اَزَارِقَةُ              golongan Imam Nafi’ Al-Azroq
9.     Ta’ yang ditambahkan untuk menunjukkan bahasa arabkannya isim ajam,
 seperti :
-         كَيْلَجَةُ كَيَالِجَةٌ           nama jenis takaran
-          مَوْزَجٌ مَوَازِجَةٌ            huf (sejenis sepatu )
10.                     Ta’ yang datang sekedar memperbanyak huruf beberapa kalimah dari sebelumnya.
Seperti : سِقَايَةٌ , غُرْفَةٌ , بَلْدَةٌ
11.  Ta’wid
Ta’ yang didatangkan sebagai ganti dari fa’ fiil, ain fiil atau lam fiil.
Contoh :           
·         Sebagai ganti fa’ fiil.
عِدَةٌ           asalnya          وَعْدٌ
·         Sebagai ganti ain fiil
اِقَامَةٌ          asalnya          اِقْوَامٌ
·         Sebagai ganti lam fiil
سَنَةٌ           asalnya                    سَنَوٌ
12.  Ta’ lazimah
Yaitu ta’ yang menetap (tidak bisa dipisahkan) pada suatu kalimah isim. Dalam hal ini ada tiga macam yaitu :
1). Yang berada pada kalimah isim yang digunakan untuk mudzakkar dan muannas.
Seperti : رَبْعَةٌ    laki-laki / wanita yang sedang tinggi badannya
2). Berada pada isim yang khusus digunakan mudzakkar
Seperti : رَجُلٌ بُهْمَةٌ                seorang laki-laki pemberani
3). Berada pada isim yang khusus dipergunakan untuk muannasnya untuk mentaukidi kemuannasnya.
Seperti :                                            
-         نَاقَةٌ                 unta perempuan
-         نَجْعَةٌ                 kambing perempuan
-          خُؤُلَةٌ                bibi dari ibu
-         عُمُوْمَةٌ               bibi dari ayah
13.  Ta’ ta’nis As-Sakinah
Yaitu ta’ yang mati yang masuk pada fi’il madly yang menunjukkan bahwa fail yang disandarkan padanya adalah muannas.
Seperti : قَالَتْ اِمْرَاةٌ
14.  Ta’ mudhoro’ah
Yaitu ta’ yang berada pada permulaan fiil mudhori’ untuk menunjukkan arti ghoibah dan khitob.
وَأَلِفُ الْتَّأْنِيْثِ ذَاتُ قَصْرِ#    وَذَاتُ مَدَ نَحْوُ أنْثَى الْغُرِّ
Alif ta’nis itu ada dua, yaitu : 1) alif ta’nis maqshuroh, seperti lafadz حُبْلَى  , 2) ta’nis mamdudah, seperti muannasnya lafadz غُرَّ  , yaitu lafadz غَرَّاءُ (wanita yang berseri)

وَالاشْتِهَارُ فِي مَبَانِي الأوْلَى   # يُبْدِيْهِ وَزْنُ أرَبَى وَالْطُّولَى
وَمَرَطَى وَوَزْنُ فَعْلَى جَمْعًا#     أَوْ مَصْدَرَاً أَوْ صِفَةً كَشَبْعَى
وَكَحُبَارَى سُمَّهَى سِبَطْرَى  #   ذِكْرَى وَحِثِّيثَى مَعَ الْكُفُرَّى
كَذَاكَ خُلَّيْطَى مَعَ الْشُّقَّارَى  #   وَاعْزُ لِغَيْرِ هذِهِ اسْتِنْدَاراَ
Wazan-wazan bagian yang pertama (yang akhirnya berupa alif ta’nis maqshuroh) yang masyhur ada 12, yaitu
1)      Wazan فُعَلَى
Seperti : اُرْبَى                  bencana, malapetaka
اُدَمَى              nama tepat
شُعُبَى              nama tempat
Catatan :
·         Imam ibnu Qutaibah berpendapat,  lafadz yang ikut wazan diatas hanya tiga lafadz diatas tidak ada yang lain. Dan sebagian ulama’ menambahkan 3 lafadz yaitu :
اَرَنَى                nama biji yang dibungkus keju
جُنَفَى             nama tempat
جُعَبَى              semut besar
·         Dalam kitab tashil disebutkan, wazan فُعَلَى   itu musytarok (bisa digunakan) untuk lafadz yang akhirnya berupa alif maqshuroh atau alif mamdudah, dan hal ini merupakan pendapat yang benar (As-Showab)
Contoh yang dalam alif mamdudah:                                       
Yang berupa isim (bukan sifat)
جُشَشَاءُ           nama tulang yang ada dibelakang telinga
اِمْرَأَةٌ نُفَسَاءُ        wanita yang nifas
2). Wazan فُعْلَى
Seperti :
a.       Yang berupa isim (bukan sifat)
Seperti : بُهْمَى                nama tumbuhan
b.      Yang berupa sifat
Seperti :    حُبْلَى            wanita hamil
              طُوْلَى               wanita yang tinggi
c.       Yang berupa masdar
Seperti:   رُجْعَى              kembali
              بُشْرَى              gembira
3). Wazan فَعَلَى
d.      Yang berupa isim jamid
seperti : بَرَدَى                 nama sungai yang ada di Damaskus
e.       yang berupa isim sifat
seperti : حَيَدَى     yang menyimpang dari tempat berteduhnya
f.       yang berupa masdar
seperti :  مَرَطَى       berjalan cepat
4). Wazan فَعْلَى
     Seperti :
g. Jama’,                      جَرْحَى    orang-orang yang luka
h. Masdar,                   نَجْوَى     bisikan, rahasia
i. Sifat,                                    شَبْعَى     yang kenyang
5. Wazan فُعَالَى
a. Isim Jamid
Seperti :  سُمانَى                        burung puyuh
                                                حُبَارَى                nama jenis burung
b. Jama’         سُكَارَى                Para pemabuk
6. Wazan فُعَّلَى
        Seperti            : سُمَّهَى               Perkara yang bathil
7. Wazan فِعَلَّى
Seperti :          سِبَطْرَى               Berjalan dengan sombong
                                            دِفَقَّى                   Berjalan cepat
8. Wazan فِعْلَى
j. yang berupa masdar,            ذِكْرَى     Peringatan, kenang-kenangan
    k. jama’       ظِرْبَى                 Musang
                                                حِبْلَى                  Kamar pengantin (kelambu)
                        (Mufrodnya ظِرْبَانُ dan حَجَلَةٌ )
9. Wazan فِعِّيْلَ
Yang ikut wazan ini hanya dari masdar saja.
Seperti :          حِثِّيْثَى                Dorongan, anjuran (masdarnya حَثّ)
10. Wazan فُعَلَّى
Seperti :          كُفَرَّى                 Nama mangkuk tempat bunga kurma
                                          بّدَرَّى                  Pemborosan
11. Wazan فُعَّيْلَى
Seperti :          خُلّيْطَى                Campur
                                          لُغَّيْزَى                 Teka-teki
12. Wazan فُعَّالَى
Seperti :          خُبَّازَى                Nama tumbuhan
                                                شُقّارى                Nama tumbuhan
                                                حُضَارَى              Nama burung 
Adapun lafadz yang ada alif maqshuroh yang tidak mengikuti 12 wazan diatas itu hukumnya langka/sedikit (nadir), seperti yang mengikuti wazan di bawah ini.
1.      Wazan فَعْيَلَى
Seperti :                  خَيْسَرَى Kerugian
2.      Wazan فَعْلَوَى
Seperti :                  هَوْنَوَى   Nama tumbuhan
3.      Wazan فَعْوَلَى
Seperti :                  قَعْوَلَى    Macam-macam dari gaya jalan orang tua
4.      Wazan فَيْعُوْلَى
Seperti :                  فَيْضُوْضَى           Serah terima
5.      Wazan فَوْعُوْلَى
Seperti :                  فَوْضُوْضَى                   Serah terima
6.      Wazan فُعَلَايَا
Seperti :                  بُوَحَايَا             Untuk kekaguman
7.      Wazan أَفْعِلَاوَى
Seperti :                  أَرْبِعَاوَى            Macam gaya jalan kelinci
8.      Wazan فَعَلُوْتَى
Seperti :                  رَهَبُوْتَى             Takut, wibawa
                            
                             رَغَبُوْتَى             Senang, simpati
9.      Wazan فَعْلَلُوْلَى
Seperti :                  حَنْدَقُوْقُى           Nama tumbuhan
10.  Wazan          فَعَيَّلَى
Seperti :                هَبَيَّخَى   Berjalan dengan sombong
11.  Wazan           يَفْعَلَى
Seperti          :                  يَهْيَرَى   Kebatilan
12.  Wazan           اِفْعَلَّى
Seperti :                  اِيْجَلَّى     Nama tempat
13.  Wazan           مَفْعِلّى
Seperti :                  مَكْوِرّى   Kelinci besar
14.  Wazan           مُفْعِلَّى
Seperti :                  مُكْوِرَّى   Tinja yang besar (telitong)
15.  Wazan           مِفْعِلّى
Seperti :                  مِرْقِدَّى   Orang yang cekatan
16.  Wazan           فَوْعَلَى
Seperti :                  دَرْدَرَى    Orang yang besar
لِمَدِّهَا فَعْلاَءُ أَفْعِلاَءُ   #   مُثَلَّثَ الْعَيْنِ وَفَعْلَلاَءُ
ثُمَّ فِعَالاَ فُعْلُلاَ فَاعُوْلاَ  #   وَفَاعِلاَءُ فِعْلِيَا مَفْعُوْلاَ
وَمُطْلَقَ الْعَيْنِ فِعَالاَ وَكَذَا  #   مُطْلَقَ فَاءٍ فَعَلاَء أخِذَا
Wazan-wazan isim yang akhirnya berupa alif ta’nis mamdudah yang masyhur itu ada 17, yaitu :
1)      wazan فَعْلاَءُ
a. isim jamid             صَحْرَاءُ            sahara, gurun, padang pasir
b. masdar                رَغْبَاءُ              keinginan
c. jama’                   طَرْفَاءُ              pohon
d. isim sifat              حَمْرَاءُ              yang merah (muannasnya اَحْمَرُ  )
                             هَطْلاَءُ             yang deras (muannasnya هَطِلٌ )
2)      Wazan اَفْعِلاَءُ
(Ain fiilnya dibaca tiga wajah, dikasroh, fathah, dhommah)
Seperti : اَرْبِعَاءُ            hari rabu
3)      Wazan اَفْعَلاَءُ
Seperti :  اَرْبَعَاءُ          hari rabu
4)      Wazan      اَفْعُلاَءُ
Seperti : اَرْبُعَاءُ           hari rabu
5)      Wazan  فَعْلَلاَءُ
Seperti : عَقْرَبَاءُ           nama tempat, kalajengking betina
6)      Wazan فِعَالاَءُ
Wazan : قِصَصَاءُ                  qishos, hukuman mati
7)      Wazan فُعْلُلاَءُ
Seperti : قُرْفُصَاءُ           cara duduk seperti anjing (lungguh ason ason jawa)
8)      Wazan فَاعُوْلاَءُ
Seperti : عَاشُوْرَاءُ         tanggal 10 muharrom
9)      Wazan  فَاعِلاَءُ 
Seperti : قَصِعَاءُ                   nama liang, liang hewan marmut
10)  Wazan فِعْلِيَاءُ
Seperti : كِبْرِيَاءُ           sombong, keagungan
11)  Wazanمَفْعُوْلاَءُ
Seperti : مَشْيُوْخَاءُ        kumpulan orang-orang lanjut usia
12)  Wazanفِعَالاَءُ
(Ain fiilnya di baca tiga wajah fathah, kasroh dan dhommah)
Seperti : بَرَسَاءُ           manusia                                               
13)  Wazanفَعِيْلاَءُ
Seperti : بَرِيْسَاءُ          manusia
14)  Wazanفَعُوْلاَءُ
Seperti : دَبُوْقَاءُ           kotoran, jarring rambut yang dikepang
             حَرُوَرَاءُ                    nama tempat
15)  Wazanفُعَلاَءُ              
Seperti :نُفَسَاءُ            wanita yang nifas
16)  Wazanفَعَلاَءُ
Seperti : جَنَفَاءُ           nama tempat
17)  Wazanفِعَلاَءُ
Seperti : سِيَرَاءُ           kain bergaris yang terbuat dari sutra, nama jubbah yang bergaris kuning
الْمَقْصُوْرُ وَالْمَمْدُوْدُ
إِذَا اسْمٌ اسْتَوْجَبَ مِنْ قَبْلِ الْطَّرَف    #     فَتْحَاً وَكَانَ ذَا نَظِيْرٍ كَالأَسَفْ
فَلِنَظِيْرِهِ الْمُعَلِّ الآخِرِ   #    ثُبُوْتُ قَصْرٍ بِقِيَاسٍ ظَاهِرِ
كَفِعَلٍ وَفُعَلٍ فِي جَمْع مَا    #    كَفِعْلَةٍ وَفُعْلَةٍ نَحْوُ الْدُّمَى
Apabila ada isim (yang shohih) yang huruf sebelum akhir dibaca fathah dan isim tersebut memiliki kesamaan (bentuk dengan isim yang akhirnya berupa huruf ilat)
Maka isim yang menyamai yang akhirnya berupa huruf ilat dinamakan isim maqshur qiyasi.
Seperti wazan فِعَلٌ  yang menjadi jama’nya (mufrod) فِعْلَةٌ , dan wazan فُعَلٌ  yang menjadi jama’nya (mufrod) فُعْلَةٌ , seperti دُمَى , (boneka yang terbuat dari gading gajah).

وَهُوَ الَّذِى حَرْفُ اِعْرَابِهِ أَلِفٌ لاَزِمَةٌ
Yaitu kalimah isim yang huruf I’robnya itu berupa alif layyinah yang lazimah (selalu menetap ).
Isim maqshur itu dibagi dua, yaitu :
1)      isim maqshur qiyasi
yang merupakan pekerjaan ahli nahwu
2)      isim maqsur sima’i
yang merupakan pekerjaan ahli bahasa
ISIM MAQSHUR QIYASI
Yaitu setiap isim maqshur yang terdapat kesamaan wazan dengan wazannya isim yang shohih akhir hurufnya.
Adapun wazan-wazan isim maqshur qiyasi sebagai berikut :
a.      wazan فَعِلَ
Seperti masdarnya fiil tsulasi mujarrod yang lazim yang mu’tal akhir yang ikut wazan فَعِلَ contoh : هَوِىَ هَوًى , جَوِىَ جَوًى
Yang menyamai isim yang shohih akhir اَسِفَ اَسَفًا
b.     Wazan فُعَلٌ
Yang menjadi jama’nya mufrod فُعْلَةٌ
Seperti : مُدْيَةٌ مُدًى       beberapa pisau
Yang menyamai isim shohih غُرْفَةٌ غُرَفٌ
c.      Wazan فِعَلٌ
Yang menjadi jama’nya mufrod فِعْلَةٌ
Seperti : مِرْيَةٌ مِرًى
Yang menyamai isim shohih قِرْبَةٌ قَرَبٌ
  1. Setiap isim maf’ul dari fiil ghoiru tsulasi
Seperti : مُقْتَنَى , مُعْطًى
Yang menyamai isim shohih مُحْتَرَمٌ , مُكْرَمٌ
e.      Wazan اَفْعَلُ
Baik yang merupakan isim tafdlil atau bukan
Seperti :           اَقْصَى    lebih jauh
                   اَعْمَى    buta (isim sifat)
Yang menyamai اَعْمَشُ , اَبْعَدُ
f.       Wazan فُعْلَى   (muannasnya اَفْعَلُ )
Seperti :  دُنْيَا , حُسْنَى , قُصْوَى
Muannasnya dari اَدْنَى   , اَحْسَنُ , اَقْصَى
  1. Jama’nya isim tafdlil muannas
Seperti : دُنْيَا دُنَى , قُصْوَى قُصَى
Yang menyamai اُخْرَى اُخَرُ , كُبْرَى كُبَرُ
h.     Wazan مِفْعَلٌ
Yang merupakan isim alat dari fiil tsulasi mujarrod
Seperti : مِهْدَى , مِرْمَى
Yang menyamai مِقْزَلٌ , مِحْصَفٌ
i.       Wazan مَفْعَلٌ
Yang merupakan isim zaman makan, masdar
Seperti : مَسَعَى , مَلْهَى
Yang merupakan isim zaman makan, masdar
Seperti : مَسَعَى , مَلْهَى
Yang menyamai مَسْرَحٌ , مَدْهَبٌ
وَمَا اسْتَحَقَّ قَبْلَ آخِرٍ أَلِفْ  #   فَالْمَدُّ فِي نَظِيْرِهِ حَتْمَاً عُرِفْ
كَمَصْدَرِ الْفِعْلِ الَّذِي قَدْ بُدِئَا #  بِهَمْزِ وَصْلٍ كَارْعَوَىَ وَكَارْتَأَى
 Isim (yang shahih akhir) yang huruf sebelum akhir berupa alif, dan memiliki kesamaan dengan isim yang mu’tal akhir, maka isim mu’tal akhir yang menyamai itu dinamakan isim mamdud qiyasi.
Seperti masdarnya fiil yang dimulai dengan hamzah washol.
Seperti : اِتَتَأَى اِرْتِيَاء , اِرْعَوَى اِرْعِوَاءً
Isim mahmud
هُوَ الذَّى حَرْفُ اِعْرَابِهِ هَمْزَةٌ قَبْلَهَا أَلِفٌ زَائِدَةٌ
Yaitu kalimah isim yang huruf yang ditempati I’rob berupa hamzah yang sebelumnya berupa alif zaidah 
a.      Isim Mamdud Qiyasi
Yang merupakan pekerjaan ahli nahwu
b.      Isim mamdud sima’I
Yang merupakan ahli bahasa                         
1)      Isim mamdud Qiyasi
Yaitu setiap isim mamdud yang terdapat kesamaan wazannya dengan wazan isim shohih akhir yang huruf sebelum akhirnya berupa alif ziyadah.
Adapun wazan-wazan isim mamdud qiyasi sebagai berikut :
a.       Masdarnya fiil yang dimulai hamzah washol
Seperti :
-         اِرْعَوَى اِرْعِوَاءً            yang menyamai         اِنْطَلَقَ اِنْطِلاَقًا
-         اِتَأَى اِرْتِيَاءً              yang menyamai         اِقْتَدَرَ اِقْتِدَارًا
-         اِسْتَقْصَى اِسْتِقْصَاءً      yang menyamai         اِسْتَحْرَجَ اِسْتَخْرَاجَا
b.     Masdarnya اَفْعَلَ
Seperti :
              اَعْطَى اِعْطَاءً       yang menyamai         اَكْرَمَ اِكْرَامًا
c.       Masdarnya fiil tsulai mujarrod yang ikut wazan فَعَل yang menunjukkan arti suara atau penyakit
-         رُغُاءً (suara gerincing sepatu)  yang menyamai      بُغَامٌ
-         مُشَاءً         (suara kambing)  yang menyamai      دُوَارً
d.     Masdarفِعَالٌ
عَادَى عِدَاءً , وَالَى وَلاَءً           yang menyamai ضَارَبَ ضِرَابًا , قَاتَلَ قِتَالاً    
e.      Isim mufrodnya jamak taksir أَفْعِلَةٌ
Seperti :
-         كِسَاءٌ اَكْسِيَةٌ           yang menyamai         حَرَارٌ اَحِرَّةٌ
-         رِدَاءٌ اَرْدِيَةٌ               yang menyamai         سِلاَحٌ اَسْلِحَةٌ
وَالْعَادِمُ الْنَّظِيْرِ ذَا قَصْرٍ وَذَا #   مَدَ بِنَقْلٍ كَالْحِجَا وَكَالْحِذَا
Isim maqsur dan isim mamdud yang tidak memiliki kesamaan wazan dengan isim shohih akhir itu dinamakan isim maqshur dan isim mamdud sima’i
Isim maqsur sima’I                                               
Yaitu isim maqsur yang tidak memiliki kesamaan wazan dengan lafadz yang shohih akhir.
Contoh :
-         الْفَتَى               mufrodnya      فِتْيَانٌ     pemuda
-          السَّنَا              sinar
-         الثَرَى              debu
-         الحِجَا              aqal
Isim mamdud sima’I
Yaitu isim mamdud yang tidak memiliki kesamaan wazan dengan lafadz yang shohih akhir.
Contoh :                
-         الفَتَاءُ    pemuda
-         السَّنَاءُ    mulia
-         الثَرَاءُ     banyak harta
-         الحِذَاءُ    sandal
وَقَصْرُ ذِي الْمَدِّ اضْطِرَارَاً مُجْمَعُ  #  عَلَيْهِ وَالْعَكْسُ بِخُلْفٍ يَقَعُ
Dalam keadaan dhorurot syiir, ulama’ ahli nahwu sepakat memperbolehkan membaca maqshur pada isim mamdud, sedangkan kebalikannya (membaca mamdud pada isim maqshur ketika dhorurot), itu para ulama’ menjadi khilaf (perbedaan pendapat)
Membaca maqshur isim mamdud
Para ulama’ sepakat memperbolehkan membaca maqshur (pendek, dengan cara membuang hamzah) pada isim mamdud ketika dhorurot syiir, seperti :
-         لاَبُدَّ مِنْ صَنْعَا , وَاِنْطَالَ السَفَرُ #  وَانْ تَحَنَّى كُلُّ عَوْدٍ وَدَبَرْ  
Pergi ketanah shon’a merupakan keharusan, walaupun sangat lama, dan walaupun unta yang telah tua punggungnya menjadi bengkok dan terluka.
Asalnya :  صَنْعَاءَ
-         فَهُمْ مَثْلُ النَّاسِ الَّذِى يَعْرِفُنَهُ #  وَاَهْلُ الوَفَا مِنْ حَدِيْثٍ وَقَدِيْمٍ
Mereka adalah orang-orang yang menjadi pepatah dan pribahasa dalam semua kebaika yang mereka ketahui, disamping itu mereka adalah orang-orang yang selalu menempati janjinya dari zaman dahulu hingga sekarang
 Asalnya : اَهْلُ الوَفَاءِ
Membaca mamdud isim maqshur
Isim mamdud dalam dhorurot syair, apabila dibaca maqshur para ulama’ nahwu terjadi khilaf, yaitu :
  1. Ulama’ Bashroh
Tidak memperbolehkan
  1. Ulama’ Kufah
Memperbolehkan, mereka menggunakan dalil-dalil syair-syair dibawah ini :
يَالَكَ مِنْ تَمْرٍ ومِنْ شِيْشَاءِ  #   يَنْشَبُّ فِى الْمَسعَلِ وَللَّهَاء
Alangkah sialnya kurma jelek ini, menghambat dan mengganjal dikerongkongan dan menempel pada langit-langit mulut. (Abu Midam/ orang badui)
Asalnya : اللَّهَى
Dan ucapan syair yang lain
Sungguh akan mencukupi dzat yang telah mencukupi, karena tidak ada kefakiran dan kekayaan yang kekal abadi.
Asalnya :غِنًى

0 komentar:

Posting Komentar