Dzikrulloh Warosulih SAW

BACALAH SELALU DI DALAM HATI ATAU DENGAN LISAN "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH" UNTUK DZIKIR KEPADA ALLOH WA ROSULIHI SAW

17.4.15

TAQDIMUL AHAM FAL-AHAM

KATA PENGANTAR
الحمد الله الصلاةوالسلم          #         عليك والال أياخيرالانام
ربّ كريم وانت ذوخلق عزيم            #      فاشفع لنا فاشفع لنا عند الكريم 
يا رحمة لعلمين والتمام           #        والخيرمنك وانّجاحُ والسَلا
يآايهاالوث سلامالله             #        عليك ربّنى بِإِذن الله   
وانظر إليَّ سيدى بنظرة             #     موصلة لِلحضرَةِ العَليِّة       
                                                                  أمَّابَعْد
              Alhamdulillah wassyukurilah,dengan fadhol dan rohmat Allah SWT dan segala puji bagi Allah SWT yang maha pemurah lagi maha penyayang dan maha pemberi hidayah dan petunjuk serta pertolongan kepada siapapun hambanya yang di kehendaki
Shalawat serta salam yang seindah-indahnya semoga tetap terlimpah ruah kepada Nabi agung beliau Nabi Muhammad SAW,sebanyak naik turunya nafas serta sebnyak daun yang berguguran pada bumi.
Salam ta’dzim dan mahabbah semoga selalu keharibaan Ghutsu Hadzaz Zaman RA,besar harapan saya semoga sebatas tulisan ini mampu menjadikan diri kita generasi pemuda yang lebih untuk mengangkat derajat bangsa yang saat ini dalam ambang kebodohan.semoga tulisan ini mampu menjadikan kita semakin bertambahnya pengetahuan kita.Aminnn…

 BAB I
A.Latar belakang masalah
Di dalam wahidiyah,kita didik,dibimbing,dan di tuntun mengunakan kekuatan bathin kita dengan berdo’a,berdhepe-dhepe,ber-munajat,ke hadirot Allah SWT dan memohon syafaat beliau Rosulillah SAW dan memohon barokah,karomah,nadroh beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman wa’ A’wanihi wa-saa ‘iri Auliyaa-illah RA.yaitu dengan bermujahadah.[1]
Mujahadah Wahidiyah adalah bersungguh-sungguh memerangi dan menundukan hawa nafsu yang telah menyetir kehidupan kita untuk di arahkan kepada kesadaran fafirru illaloh wa rosulihi saw.dengan mengamalkan sholawat wahidiyah atau bagian darinya menurut adab,dan cara serta tuntunan yang telah di berikan oleh beliau mualif sholawat wahidiyah KH.Abdoel Madjid Ma’roef RA sebagai penghormatan kepada Rosulullah SWT dan sekaligus merupakan do’a permohonan kepada Allah SWT.[2]
Di dalam ajaran wahidiyah di beri tuntunan tentang cara-cara,adab-adab lahir bathin,terutama dalam hubungan kepada ALLAH SWT WA ROSULIHI SAW[3].
Oleh karena itu dalam makalah ini,kami akan membahas tentang salah satu bagian dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam buku sholawat wahidiyah yaitu “TAQDIMUL AHAM FAL-AHAM”.Diharapkan dalam menyampaikan pembahasan ini,kita dapat bertambah pengetahuanya serta pengalamanya dalam menerapkan ajaran-ajaran sholawat wahidiyah.
B.RUMUSAN MASALAH
Apa devinisi dari TAQDIMUL AHAM FAL-AHAM?
C.TUJUAN PEMBAHASAN
Agar kita dapat mengetahui pengertian dari TAQDIMUL AHAM FAL-AHAM


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Taqdimul Aham Fal Aham
Sering kita jumpai lebih dari satu macam persoalan yang harus di selesaikan dalam waktu yang bersamaan dan kita tidak mampu mengerjakan bersama-sama.maka dalam keadaan seperti itu,maka kita haru dapat memilih dri perkara tersebut yang mana perkara tersebut mempunyai fungsi tang lebih AHAM(lebih penting).maka perkara tersebutlah yang harus kita kerjakan terlebih dahulu[4].
Begitulah yang di maksud  dengan TAQDIMUL AHAM FAL AHAM,yakni mendahulukan perkara yang lebih penting dari perkara yang penting.[5]
Didalam ayat al-qur’an,telah di singgung mengenai mendahulikan salah satu perkara dari dua perkara yang di jalankan secara bersamaan,seperti tang telah di jelaskan dalam al-qur’an surat ju’muah ayat 9:
ياَ ايُّهَا الذِ ين أَمَنُواإِذَانُدِيَ لِلَّصَلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمْعَةِ فَأَسْعَوْا إِلَى ذِكْرِاللهِ وَذَرُوْا الْبَيْعِ ذَالِكُمْ خَيْرُالَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
(62:الجمعة:9)[6]
Yang artinya kurang lebih:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”[7]
Maksud dari ayat tersebut menjelaskan apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya[8]
Maka dari penjelasan ayat tersebut telah kita ketahui,bahwa sholat jum’at lebih penting dari pada pekerjaan kita,maka kita wajib meninggalkan perkara yang dimana perkara tersebut salah satunya lebih aham atau lebih penting dari perkara yang lain.
Untuk menentukan pilihan yang lebih aham,maka kita dapat memperhatikan suatu pedoman yang ada pada buku kuliah wahidiyah yaitu”segala hal yang berhubungan langsung kepada ALLAH SWT WA ROSULIHI SAW,terutama dalam bidang yang wajib,maka pada umumnya haru di pandang lebih “AHAM[9].
Dari keterangan di atas,maka dapat kita simpulkan sesuatu perkara yang hubunganya berkaitan dengan ibadah ataupun berkaitan langsung dengan Allah Swt wa Rosulihi Saw,maka pada umumnya perkara tersebutlah dipandang yang lebih aham atau yang lebih penting.
Dikatakan “pada umunya”pada kalimat diatas,karna sebab mungkin pada suatu saat karna adanya hal-hal baru atau karna situasi dan kondisi,pelaksanaanya dapat menyimpang dari ketentuan tersebut.misalnya pada saat kita bermujahadah atau ibadah sunnah yang lainya kemudian ada tamu yang dari jauh dan sangat penting ingin sekali menemui kita,maka dalamkeadaan seperti itu, kita  boleh mendahulukan menemui tamu tersebut,setelah menemui tamu tersebut,maka kita dapat melanjutkan mujahadah kita atau melakukan ibadah sunah kita.dalam contoh lain:suatu ketika sedang melaksanakan sholat di pinggir sungai misalnya,kemudian kita tak sengaja mendengar suara teriakan orang meminta tolong karna hanyut dalam sungai,maka kita harus membatalkan sholat kita dan menolongnya karna menolonglah perkara yang lebih aham.
Dan insyallah apabila kita dapat menerapkan ajaran lillah-billah,lir-rosul-bir-rosul serta lilghouts-bilghouts seperti yang telah disampaikan oleh pemakalah terlebih dahulu dalam ajaran wahidiyah,maka kita dapat menerapkan ajaran “Taqdimul Aham Fal-Aham”.namun,apabila kita kurang menerapkan ajaran-ajaran tersebut,mungkin kita sulit untuk menerapkan ajaran “Taqdimul Aham Fal-Aham”,untuk menyempurnakan ajaran ini,kita harus mampu menerapkan ajaran-ajaran yang tertera didalam buku sholawat wahidiyah tersebut.



جعلنا الله وايكم من الذ ين يشفع لهم وَيُرَبِّهِم رَسُولُ الله صلى الله عليه وسَلّم
شَفَاعَةً وَ تَربِيَةً خآصَتَينِ فِى لدِينِ والدُنيَا والآخِرَة
آمين, آمين, آمين,يَارَالعَا لَمِينَ
والحَمدُلِلهِ رَبِّ العَا لَمِين

  
BAB III
KESIMPULAN
A.Penutup
                Sering kita jumpai lebih dari satu macam persoalan yang harus di selesaikan dalam waktu yang bersamaan dan kita tidak mampu mengerjakan bersama-sama.maka dalam keadaan seperti itu,maka kita haru dapat memilih dri perkara tersebut yang mana perkara tersebut mempunyai fungsi tang lebih AHAM(lebih penting).maka perkara tersebutlah yang harus kita kerjakan terlebih dahulu
Yang dimaksuh taqdimul aham fal-aham yaitu” mendahulukan perkara yang lebih penting dari perkara yang penting”
B.Kritik dan Saran
                   Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai makalah yang kami buat dengan judul “TAQDIMUL AHAM FAL-AHAM”,pastinya dalam makalah kami serta penyampaikan kami banyak sekali kekurangan,maka dari itu kami selaku pemakalah memohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman mahasiswa-mahasiswi syariah dan tarbiyah khususnya kepada bapak dosen pengampu sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami dimasa mendatang,Trimakasih.



DAFTAR PUSTAKA
Huda,sokhi.tasawuf kultural fenomena sholawat wahidiyah cet 1,(Yogyakarta:PT.LKiS pelangi Aksara,2008)
DPP PSW.kuliah wahidiyah cet 13,(Jombang:BTW PSW,2014)




[1] DPP PSW,kuliah wahidiyah cet 13,(jombang:BTW PSW,2010)hal 232
[2] Sokhi huda,tasawuf kultural sholawat wahidiyah cet 1,(Yogyakarta:PT.LKiS Pelangi Aksara 2008)hal 192
[3] DPP PSW,Kuliah Wahidiyah
[4] Kuliah wahidiyah edisi terbaru,taqdimul aham fal aham hal 151
[5] Kuliah wahidiyah edisi terbaru,pengertian taqdimul aham fal aham hal 151
[6] Al-qur’an al-kariim,surat al-jumu’ah ayat 9 surat 62
[7] Al-quran terjemah,surat al-jumu;ah ayat 9 syrat ke 62
[8] Tafsir al-qur’an al-karim
[9] Kuliah wahidiyah edisi terbaru hal 152

0 komentar:

Posting Komentar